12/17/2010

Prinsip Prinsip Menuju Wirausaha Sukses

Seorang entrepreneur atau pengusaha dalam menjalankan segala bentuk bisnis dan usahanya segalanya mengarah pada sebuah kesuksesan. Diluar setrategi pemasaran dan sebagainya, seorang entrepreneur yang ingin memasuki gerbang kesuksesan harus memiliki beberapa pripsip yang menunjang kesuksesan.  Berikut adalah Prinsip Prinsip Menuju Wirausaha Sukses:


  *Berani Mengambil Resiko
Dalam hidup ini selalu ada risiko yang harus kita hadapi baik risiko kecil maupun risiko besar. Setiap tindakan apapun yang kita lakukan mengandung risiko-risiko tertentu bahkan untuk aktifitas sesederhana sekalipun. Saat kita berjalan kaki ada risiko jatuh terpeleset karena menginjak kulit pisang, atau risiko tertabrak mobil. Begitupula ketika mengendarai mobil, sekalipun dengan kecepatan pelan bisa saja kita menabrak orang atau sepeda motor yang mendadak lewat atau berhenti di depan kita atau mungkin saja kita ditabrak mobil lainnya dari belakang.

Resiko selalu menghadang langkah kita dan datangnya bisa darimana saja. Faktor resiko ini secara nyata dapat kita lihat pada olahraga maut seperti balap mobil. Setiap detik seorang pembalap mobil menghadapi resiko-resiko kecelakaan karena saling senggolan, ban pecah, rem blong, tergelincir, kerusakan mesin, dan sebagainya yang bisa berakibat baik cacat fisik atau kematian. Profesi-profesi tertentu juga mempunyai risiko yang tinggi seperti pilot, penambang batubara atau teknisi pengeboran lepas pantai.

Demikian pula dengan penusaha yang setiap saat menghadapai sejumlah resiko. Namun sikap pengusaha terhadap resiko berbeda dengan seorang pejalan kaki atau pengendara mobil. Pejalan kaki atau sopir mobil tidak melihat dirinya sebagai seorang pengambil resiko (Risk Taker). Mereka tidak memposisikan diri untuk mengambil risiko dan mereka sangat tidak senang bila terjadi kecelakaan yang menimpa diri mereka. Mantan juara balap mobil dunia, Jackie Stewart, sama sekali tidak senang untuk mengambil risiko dan bahkan ia membencinya.

Pengusaha menyadari sepenuhnya bahwa dirinya seorang pengambil resiko dan menyenanginya. Ini sangat berbeda dengan sikap seorang penjudi. Bagi penjudi resiko itu lebih diartikan sebagai menang dan kalah. Setiap kali menang dia akan terus melipatkan jumlah taruhannya dan dia tidak mengetahui pada saat kapan dia berhenti karena judi hanyalah permainan dan sama sekali tidak ada unsur perencanaan dan perhitungan-perhitungan didalamnya. Dalam kenyataannya tidak ada seorang pun yang sukses karena judi.

Seorang pegusaha menilai resiko itu sebagai untung dan rugi. Dia menyadari betul bahwa apa pun yang ia lakukan selalu ada resikonya. Dia memandang risiko sebagai pesona hidupnya dan tidak takut untuk menghadapi tantangan dari resiko yang diambilnya. Ini berkaitan erat dengan keberaniannya dalam mengambil keputusan.
Namun berbeda dengan orang lain, pengusaha-pengusaha memiliki persiapan- persiapan yang matang sebelum mengambil resiko. Dia sudah memiliki pengetahuan yang kuat dan matang untuk mengukur sejauh mana dan seberapa besar resiko yang akan dihadapinya. Setiap keputusan untuk melakukan suatu tindakan usaha selalu didasarkan pada perbandingan antara resiko dan keuntungan serta meminimalisasikan kerugiannya. Sejak awal dia mampu membuat perkiraan-perkiraan resiko yang akan terjadi pada waktu yang akan datang.

Resiko yang dihadapi pengusaha sangatlah beragam dan bisa muncul dalam berbagai tahap usaha mulai dari tahapan perintisan usaha, membangun usaha sampai mengembangkan usaha. Ada resiko yang berkaitan dengan modal yang ditanam, ada resiko apakah pasar atau pelanggan mau menerima produk atau jasa, ada resiko apakah harganya bersaing dengan produk atau jasa lain, ada resiko persaingan dengan pengusaha lain, ada resiko apakah proses produksinya efisien dan efektif, ada risiko sumber daya manusianya dibajak (hijack) oleh orang lain. Pengusaha juga menghadapi resiko-resiko lain yang diluar perhitungannya seperti resiko resiko lainnya yang di luar perhitungannya seperti resiko perubahan iklim politik, krisis moneter yang berakibat pada tingginya tingkat suku bunga bank, perubahan Undang-undang, dan lainnya.

Misalnya dengan uang satu milyar rupiah seorang pengusaha bisa memutuskan untuk membeli dua buah ruko (Rumah Toko) atau menyewa 5 ruko untuk mengembangkan usahanya. Harga ruko memang bisa naik dari tahun ke tahun tapi dengan sewa 5 ruko kapasitas produksi perusahaan menjadi lebih besar.

Sebelum mengambil keputusan untuk mulai usahanya, pengusaha melakukan analisa dan perhitungan secara terinci untuk mengurangi resiko kerugiannya. Dia akan menghitung seberapa besar keuntungannya, berapa modal yang dibutuhkan, berapa orang (sumber daya manusia) yang diperlukan, apa saja saran dan alat yang dibutuhkan dan lain-lain.

Untuk dapat melakukan itu semua maka seorang pengusaha senantiasa berusaha untuk meningkatkan pengetahuan, menambah referensi bacaan, wawasan, dan pengalamannya. Dia akan mempelajari buku-buku pengetahuan tentang pengetahuan tentang marketing, SDM, manajemen, penjualan, dan sebagainya. Bukanlah hal yang berlebihan bila banyak pengusaha yang meneruskan pendidikan formalnya seperti mengambil program MBA atau mengikuti kursus-kursus ketrampilan tertentu sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuannya. Selain itu banyak pula pengusaha sukses yang berasal dari profesional berpendidikan tinggi.

Untuk menambah wawasan dan pengalaman, pengusaha tidak segan atau malu untuk belajar dari pengusaha lainnya yang lebih berpengalaman dan telah meraih suatu sukses. Dia berusaha keras untuk memperbanyak relasi-relasi usahanya dan bergaul dengan lingkungan yang sukses. Mengangkat seorang direktur yang ternyata korupsi, mengambil suatu proyek yang ternyata rugi, atau program marketing yang tidak tepat, dapat diantisipasi sebagai hasil belajar dari pengalaman pengalaman tadi.
Sikap pengusaha tidak harus takut menghadapi persoalan persoalan yang pernah terjadi dan dia selalu mengambil hikmah atau manfaat dari resiko kegagalan tersebut. Dia mempelajari dimana letak kesalahan atau kegagalannya sehingga tidak terjatuh pada lubang yang sama. Pengusaha tidak menghindari risiko karena dengan sikap ini berarti dia tidak berbuat apa-apa. Pengusaha juga tidak lari dari risiko karena hanya akan melahirkan risiko-risiko lainnya yang lebih berat.

*Mempunyai Kepercayaan Diri yang Kuat
Apa yang melandasi seseorang untuk berani mengambil resiko, berambisi, melakukan pekerjaan yang lebih berat, menghadapi ujian sekolah, menantang juara dunia, dan sebagainya? Pastilah orang itu mempunyai kepercayaan diri yang kuat. Dia percaya dan yakin bahwa apa yang dia lakukan itu akan berhasil sesuai dengan harapannya. Bahkan dengan kepercayaan diri yang kuat, seperti kata orang bijak, kita bisa memindahkan gunung.

Orang-orang yang sukses pada dasarnya memiliki rasa percaya diri yang kuat. Thomas Edison, penemu bola lampu listrik, meskipun gagal dalam ratusan kali eksperimennya dan bahkan laboratorium hampir ludes terbakar api, tetap percaya bahwa percobaannya akan berhasil dan terbukti sehingga milyaran penduduk dunia saat ini merasakan manfaat dari kesuksesannya. Para ahli di NASA percaya bahwa ruang angkasa bisa dipelajari sehingga menghantarkan Neil Armstrong sebagai orang pertama yang mendarat di bulan.

Percaya diri, keyakinan kuat, atau optimisme memang merupakan dimensi psikologis manusia yang sukar dimengerti. Namun ia bukan sesuatu yang ajaib atau mistik sehingga mustahil dipelajari atau dikembangkan. Setiap orang punya kepercayaan diri, namun tidak semua orang mampu memupuknya. Tidak percaya diri, tidak yakin, berpikir negatif, mencari kambing hitam adalah manifestasi atau ciri-ciri orang yang tidak punya kepercayan diri.

Sebaliknya orang yang percaya diri akan tampak dari sikap dan perilakunya. Misalnya dia tetap menjaga kontak mata saat bicara dengan orang lain, berjalan lebih cepat dari rata-rata orang, mengkomunikasikan idenya secara cepat, teratur dan lancar, tidak meremehkan pendapat orang lain dan lainnya. Sikap orang yang percaya diri tetap optimis terhadap sesuatu yang sedang dikerjakannya dan mampu memvisualisasikan arah dan tujuannya dengan jelas.

Percaya diri merupakan salah satu ciri atau karakteristik utama dari pribadi pengusaha yang sukses. Hampir semua pengusaha mempunyai kepercayaan diri yang kuat dikarenakan begitu besarnya tantangan yang mereka hadapi dan begitu kompleksnya masalah yang harus mereka selesaikan. Pengusaha yang sukses adalah pribadi yang sukses dengan kepercayaan diri yang kuat.

Kepercayaan diri pengusaha bisa tumbuh karena naluri alamiah atau faktor genetis yang dimilikinya sejak lahir namun pada umumnya yang utama karena proses yang dia bentuk secara sadar berdasarkan pengalaman–pengalaman hidupnya. Setiap saat dia berusaha untuk membangun dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Pegusaha sukses percaya bahwa usaha yang dilakukannya merupakan keputusan yang tepat sehingga dia berani mewujudkannya secara nyata dan berhasil.

*Mempunyai Etos Kerja yang Baik
Setiap orang memiliki etos kerja yang berbeda sesuai dengan latar belakang pribadinya, nilai-nilai agama yang dianutnya, kondisi lingkungan dan alamnya, dan masyarakat sekitarnya. Etos kerja juga merupakan ciri yang membedakan satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lain.

Para sosiolog mendefinisikan etos sebagai sekumpulan ciri-ciri budaya, dengan mana suatu kelompok membedakan dirinya dan menunjukkan jati dirinya yang berbeda dengan kelompok-kelompok lain. Dalam pengertian lain etos adalah sikap dasar seseorang atau kelompok orang dalam melakukan kegiatan tertentu. Dengan demikian maka etos kerja merupakan sikap dasar seseorang dalam bekerja.

Manusia sebagai mahluk ekonomi mempunyai beragam kebutuhan baik yang bersifat materi maupun non materi. Kebutuhan materi misalnya kebutuhan akan makanan (pangan), pakaian (sandang), rumah (papan), kebutuhan biolgis, dan lainnya. Kebutuhan non materi seperti kebutuhan terhadap pendidikan, rasa aman, aktualisasi diri, prestasi, kekuasaan dan lainnya. Untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan inilah manusia bekerja.

Sejak zaman pra sejarah hingga zaman modern ini bekerja telah menjadi bagian hidup umat manusia. Nilai-niali agama apapun mengaruskan umatnya untuk giat bekerja. Manusia zaman dulu bekerja dengan mengandalkan kekuatan fisik tubuhnya dan peralatan trasdisional yang sangat sederhana seperti batu, tulang, dan lainnya. Kemudian dengan pengembangan akal pikiran dan kebudayaan manusia bekerja sejara lebih maju dengan menggunakan kekuata fisik, akal pikiran, dan teknologi yang lebih modern.

Meskipun sudah menjadi bagian hidup namun sikap seorang dalam bekerja tidak lah sama. Berbeda etos kerja ini mempengaruhi banyak hal seperti yang telah disebut diatas. Etos kerja orang dari pegunungan akan berbeda dari pesisir laut, etos kerja petani berbeda dengan pegawai negeri, etos kerja orang jawa berbeda dengan orang batak. Demikian pula etos kerja masyarakat Indonesia berbeda dengan etos kerja masyarakat jepang, masyarakat Cina, atau masyarakat Amerika.

Etos kerja ini merupakan ciri lain yang menonjol pada pribadi pengusaha dan setiap pengusaha memiliki etos kerja yang berbeda-beda. Namun jika dibandingkan dengan individu lain, perbedaan etos kerja pengusaha lebih banyak dipengaruhi oleh faktor yang bersumber pada pribadi pengusaha itu sendiri. Artinya etos kerja pengusaha terbentuk karena proses pengembangan potensi diri. Pengusaha yang sukses senantiasa meningkatkan potensi-potensi diri sehingga etos kerjanya pun makin tinggi.

Etos kerja diawali pada pembentukan keteladanan dimana disadari atau tidak hampir setiap sikap dan prilaku pengusaha menjadi sorotan atau secara luas. Setiap orang mempunyai penilaian-penilaian tertentu yang mungkin sama atau perbeda terhadap gerak gerik pengusaha. Penilaian tersebut bisa saja positif atau negatif. Pengusaha yang memberikan senyum sambil mengucapkan selamat pagi setiap datang ke kantor akan dinilai karyawannya sebagai pimpinan atau bos yang ramah dan penuh perhatian. Namun karyawan-karyawan akan menilainya sebagai pimpinan yang sombong dan kaku manakala pengusaha tidak menjawab sapaan mereka.

Dalam lingkungan sosial yang lebih luas pengusaha seperti halnya artis, pejabat, dan orang-orang penting lainnya merupakam figur publik yang kehidupan pribadinya tidak pernah luput dari sorotan masyarakat maupun pers. Opini yang terbentuk dimasyarakat sangat ditentukan oleh sikap dan prilaku pengusaha dalam kehidupan sehari-hari. Pengusaha yang selalu menolak proposal sumbangan dari panti asuhan atau karang taruna misalnya akan dinilai masyarakat sebagai pengusaha yang tidak memiliki tangung jawab social, sebaliknya masyarakat akan memuji pengusaha yang menyumbang pakaian atau beras bagi anak-anak yatim, mendanai pembangunan masjid atau sarana-sarana sosial.

Sikap dan perilaku positif pengusaha sudah tentu akan dinilai secara positif oleh orang lain. Demikian pula dengan kondisi sebaliknya. Pengusaha yang sukses memahami betul hal ini dan menyadari bahwa orang lain akan meneladani perilakunya. Orang seringkali menirukan disiplin diri dan kebiasaan-kebiasaan kerja seorang pengusaha baik itu yang positif maupun negatif. Jika ia disiplin terhadap waktu maka para manajer dan stafnya juga akan menghargai waktu, misalnya datang kerja lebih pagi, mengadakan rapat secara efisien, tidak berlama-lama ketika menelpon, menepati janji, dan lainnya. Namun kalau pengusaha itu berpakaian tidak rapi, gemar ngobrol waktu kerja, seringkali membatalkan rapat, atau makan siang berlama-lama, maka bawahannya pun akan meniru kebiasaan buruk tersebut. Oleh karenanya pengusaha selalu mengembangkan etos kerja yang berdasarkan pada karakter positif pribadinya. Jika mengacu pada pendapat Aristoteles maka pengusaha yang sukses terus membangun etos yang terdiri dari pikiran yang baik(good sense) moral yang baik (good moral character ) dan niat yang baik (good will).

Sifat keteladanan seorang pengusaha tumbuh karena adanya karakter pribadi yang konsisten pada niali-nilai positif. Baik dalam menjalankan usaha maupun dalam kehidupan sosial dia memegang teguh etika dan moral seperti jujur, adil, sopan, bermoral, dan setiakawan. Karakter dan watak seperti ini akan meningkatkan kredibilitas pengusaha di mata karyawan maupun masyarakat luas. Semakin tinggi kredibilitas pengusaha semakin dipercaya dan dijadikan teladan oleh banyak orang.
Faktor keteladanan lainnya mungkin dipengaruhi oleh kharisma yang dimiliki pengusaha. Sulit untuk mengartikan kharisma namun seorang pengusaha yang kharismatik mempunyai suatu sifat yang luas biasa sehingga mampu menarik dan mempengaruhi orang lain. Banyak orang berusaha untuk mengidentifikasikan dirinya seperti orang yang mempunyai kharisma tinggi yang dikaguminya.

Citra diri pengusaha juga termasuk faktor yang diperhatikan dan ditiru orang lain. Citra diri ini misalnya cara dia dalam berdandan, pemilihan warna dan corak baju yang dipakai, caranya bergerak gaya bicara, dan ekspresi wajah. Namun demikian pengusaha yang sukses akan mengembangkan citra yang sesuai dengan pribadinya yang percaya diri, semangat tinggi, dan ramah. Dan sebaliknya bukan berusaha membentuk citra yang memanipulasi pribadinya sehingga dia kehilangan identitas pribadi yang sebenarnya.

Dengan demikian keteladanan merupakan dimensi penting dalam etos kerja seorang pengusaha. Dalam segala hal pengusaha yang sukses haruslah menjaga sikap, perkataan, dan perilakunya karena setiap saat orang lain mengawasi atau menirunya. Pengusaha sekali dia melakukan tindakan negatif maka akan mengurangi atau menghilangkan kredibilitasnya. Dan semakin banyak orang yang akan menjadikannya sebagai teladan bila dia konsisten dengan sikap dan perilaku yang baik dan positif.

*Mempunyai Kekuatan Fisik dan Mental Kuat
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia dikaruniai dua dimensi yaitu dimensi jasmani dan dimensi rohani. Dimensi jasmani adalah keseluruhan aspek fisik dan biologisnya seperti mata, telinga, tangan, kaki, otot, urat, tulang, jantung, dan sebagainya. Dimensi rohani mencakup keseluruhan aspek manusia sebagai makhluk yang berakal, bertindak, berbahasa, dan belajar. Dimensi rohani juga mencakup nilai-nilai spiritual yaitu keimanan.

Setiap orang senantiasa berusaha untuk mencari keseimbangan antara dimensi jasmani dan dimensi rohani. Pepatah latin mengatakan men sana incopore sano atau didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat ketidak seimbangan dalam satu unsur saja dalam dimensi tersebut mengakibatkan ketidakstabilan orang. Misalnya orang yang sedang sakit gigi akan merasakan seluruh tubuhnya sakit dan marah terhadap orang lain. Kalau tangan kita dicubit maka sakitnya terasa keseluruh tubuh dan kita berusaha membalas cubitan itu. Demikian pula kalau kita sedang pusing atau stres maka makanpun tidak mau.

Oleh karenanya orang berusaha keras untuk menjaga kesehatan jiwa dan raganya. Untuk menjaga kesehatan raga dilakukan dengan memenuhi kebutuhan kalori dan olahraga sedangkan untuk menjaga kesehatan jiwa banyak cara ditempuh misalnya dengan rekreasi, mengikuti kegiatan agama, membaca buku, dan lainnya.
Bagi pengusaha kesehatan dan kekuatan fisik dan mental merupakan syarat utama dalam melakukan kegiatan usahanya. Dibandingkan dengan orang-orang kebanyakan, pengusaha termasuk orang yang memiliki daya tahan fisik dan mental yang kuat. Aktivitas sehari-hari pengusaha baik dilingkungan keluarga, lingkungan perusahaan, lingkungan sosial yang demikian padat dan kompleks menuntut stamina fisik dan mental yang prima.

Menyadari bahwa kesehatan itu tidak dapat dinilai harganya maka pengusaha yang sukses senantiasa mengatur gaya hidup sehatnya. Dia berusaha keras untuk menjaga vitalitas dan stamina dirinya supaya tetap sehat dan kuat baik yang mencakup fisik, mental, emosi dan spiritual. Dia tidak hanya secara rutin melakukan medical check up,tapi juga mengmbangkan aspek mental, emosi dan spiritual. Untuk menjaga kesehatan fisik, pengusaha biasanya mempunyai pola hidup fisik yang teratur yaitu :

- Menjaga konsumsi dan menu makanan dengan memperhatikan aspek kecukupan gizi dan kalori serta makan sayur-sayuran dan buah-buahan.
- Selalu mengontrol berat badan
- Mengkonsumsi vitamin secara tidak berlebihan
- Menghindari minuman keras berakohol
- Tidak merokok
- Menjaga kebugaran tubuh dengan olah raga yang teratur
Untuk menjaga kesehatan mentalnya, pengusaha berupaya Untuk mempertahankan keseimbangan mentalnya dengan memahami secara obektif kelebihan dan kekurangan dirinya. Umumnya untuk menghindari stres ini pengusaha melakukan beberapa langkah seperti berikut :

- Menghindari kelelahan yang parah dengan istirahat dan mengurangi beban kerja
- Tidur nyenyak secukupnya
- Membuat perencanaan dan analisis pekerjaan
- Membaca buku ringan

Sedangkan untuk menjaga kesehatan emosionalnya,pengusaha berusaha untuk membina hubungan emosional dengan orang lain. Sikap dan perilaku emosional cenderung dikurangi sehingga pengusaha menjadi pribadi yang menyenangkan dan mudah diajak kerjasama, tidak cepat tersinggung dan tidak egois atau mau menang sendiri. Dan yang juga penting pengusaha tidak mengabaikan aspek spiritual. Melalui kegiatan-kegiatan seperti meditasi akan memperkaya dimensi spiritual yaitu kekuatan batin, keteguhan, keyakinan dan optimisme.

(sumber: google)

salam hormat dariku,
wong_anTeng

Related Posts

1 komentar:

  1. kalau mau sukses berwirausaha harus mampu memenuhi kesemua poin diatas..
    nice share :)

    ReplyDelete

Silakan Berkomentar di Blognya Mbak Widha (BMW), Agar komentarnya rapi mohon komentar menggunakan NAMA anda, hindari pemakaian nama yang aneh-aneh biar gak masuk Spam!

Lapak Aneka Souvenir Promosi Widhadong

 









Konveksi Kaos Widhadong