Showing posts with label SEPEDA-an. Show all posts
Showing posts with label SEPEDA-an. Show all posts

12/01/2024

Salon Sepeda Solo: Bengkel Sepeda Ontel Di Solo Surakarta

Hari gini masih kah ada yang naik sepeda ontel? Masih tapi gak sebanyak yang naik motor atau mobil. Mungkin karena yang naik sepeda ontel gak banyak jadi agak susah cari bengkel sepeda ontel. Sempat bingung juga kemarin waktu cari bengkel sepeda ontel di Solo Surakarta. Ya kalo sekedar bengkel tambal ban sih ada tapi cari yang bisa servis full atau repaint gitu yang susah.

Oh iya dulu waktu awal-awal suka ketak-ketik alias baru semangat-semangatnya ngeblog tahun 2010/2011 kala itu juga pengin nyepeda ontel keliling-liling sekitar kota Jogja. Jadi dulu itu ketika gabut kepikiran naik transjogja lalu turun didepan warung terus jajan sepeda ontel. Pulang kos langsung dinaikinlah itu sepeda barunya. Nah waktu lebaran tahun 2011 sempat mudik pakai sepeda ontel itu dari daerah Taman Siswa sampai Klaten daerah Trucuk. Nyepedanya santai aja, soalnya sepedanya juga cuma sepeda keranjang bukan sepeda balap jaman now, dimana waktu tempuh butuh sekitar 3 jam sampai rumah.

Nah tuh sepeda yang beli tahun 2010/2011 (lupa tepatnya dibeli kapan, kalo gak 2010 ya 2011) itu apa kabar sekarang? Kabarnya sih baik cuman sempat penuh setiker alamat blogdetik, twitter atau sekarang disebut X, nama facebook, stiker komunitas blogger jogja, stiker reflektor dll. Ada bagian-bagian yang warna catnya pudar. Lalu kepikiran dimana bengkel sepeda yang bisa ngilangin stiker dan bisa cat ulang warna-warna yang udah pudar itu? Dan sekaligus servis atau ganti part kalo-kalo ada yang sudah aus atau usang. Akhirnya ketemulah Salon Sepeda Solo.




Sepedanya sempat nginap satu hari karena butuh waktu untuk membersihkan noda-noda yang nempel di frame sepeda. Setelah selesai hasilnya rapi dan sepeda jadulku seperti baru lagi. Rasanya senang sekali, sepeda yang sudah 15th menemani bisa terus dipakai walau sebenarnya sudah punya sepeda yang lain.


Oh iya sepedaku masih ori kecuali sadel dan stang. Untuk sadelnya memang aku ganti yang agak lebar dan stangnya ganti stang bengkok atau stang kumis. Yang dicat ulang cuma bagian keranjang, boncengan, slebor belakang dan standar. Spion aku tambahin sendiri biar sesekali bisa cek-cek arah belakang ketika nyepeda.

Loh dulu kan di Jogja kok carinya bengkel sepeda ontel di Solo? Iya karena udah gak di Jogja lagi, dan sebenarnya sepedanya dipakainya di Klaten tapi kemarin sepedanya sempat dibawa ke Solo. Nah, setelah selesai di servis dll, sepedanya langsung dipakai mudik Klaten. Kalo dulu dari Jogja pulang Klaten butuh waktu 3 jam nah kemarin pas Solo pulang klaten butuh waktu sekitar 2 jam. Capek? Tentu tidak, pengin lagi malah. 

Oh iya, Salon Sepeda Solo itu alamatnya dimana? Daerah hotel Alana ke utara sedikit, google map aja Salon Sepeda Solo gitu pasti ketemu. 


Salam ketak-ketik, 
dr pojokan


12/25/2016

Pedestrian Malioboro Jogjakarta Makin Luas Tapi Masih Banyak Kursi Panas!

Pedestrian Malioboro Jogjakarta Makin Luas Tapi Masih Banyak Kursi Panas! Pedestrian Malioboro diresmikan oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X pada 22 Desember 2016. Jadi buat yang ke Jogja mungkin bakal melihat yang berbeda disisi timur jalan Malioboro yakni yang dulu biasa jadi tempat parkir motor kini sudah menjadi area yang enak buat santai-santai entah sekedar duduk atau jalan-jalan.



Pedestrian Malioboro itu kini menjadi lebih luas, banyak kursi-kursi atau tempat duduk yang sudah disiapkan. ada juga air bersih siap minum, fasilitas jalur khusus tunanetra dll. Saat peresmian para difabel diberi kesempatan untuk menyampaikan masukan, ada yang bilang sudah lebih bagus dari yang dulu tapi ada juga yang menyampaikan bahwa jarak dengan aspal masih terlalu tinggi jadi yang pakai kursi roda masih kesulitan ketika hendak naik.

Sri Sultan HB X pun berharap masyarakat baik warga Yogya, pendatang, wisatawan untuk memberikan kritik, ide, gagasan apa yang masih kurang atau yang tidak perlu. Pedestrian tahab pertama ini dari utara sampai pasar beringharjo. Dan untuk beringharjo sampai titik nol akan dibangun ditahab berikutnya.

Lalu yang jualan atau pedagang kaki lima yang biasa jualan itu gimana? Masih jualan seperti biasa kok, enggak digusur. Jadi buat yang jalan-jalan pengin sambil jajan masih bisa.

Terus kalau mau ke Malioboro Jogja parkir yang enak dimana?  atau parkir terdekat Malioboro dimana? tempat parkir kan sudah disediakan parkiran ABA, disebelah utara itu loh. Jauh dong? ya kalo memang tujuannya berkunjung ke sekitaran Malioboro ya gak jauh lah ya. Kalo pengennya main ke Alun-alun utara atau keraton tapi parkirnya di ABA ya kejauhan, kecuali kalo memang niat jalan-jalan biar capek eh biar sehat.

Aku sudah sempat mampir lihat-lihat pedestrian Malioboro kemarin (22 Desember 2016) sembari sepedaan mumpung belum ramai libur tahun baru. Kalau menurutku sayang masih banyak tempat yang panas, jadi kursi-kursi yang sudah disediakan banyak yang kosong. Aku sendiri milih duduk dibawah pohon bukan dikursi yang disediakan.


Kalau dibagian utara sih masih banyak pohon-pohon yang bikin teduh jadi banyak pengunjung yang berduduk-duduk santai. Semoga kedepannya makin sejuk jadi pengunjung tetep nyaman bersantai-santai meski disiang hari.

Oh ya kemarin sempat jajan disekitar jalan Perwakilan, terus ada juga yang jajan begitu selesai makan dia bilang ke yang punya warung nitip kendaraanya bentar dia mau pergi. Dan ternyata perginya ke kawasan Malioboro. Apakah ini trik untuk menghindari tempat parkir yang jauh? Jadi seperti ini parkir mudah dan dekat kalau berkunjung ke Malioboro? bisa jadi . Jadi triknya adalah numpang parkir di warung atau tempat-tempat disisi tibur atau barat jalan Malioboro. Tapi jangan dhing ya, sebaiknya parkir ditempat yang sudah disediakan saja.

Selamat liburan…..


salam hormat,
dr pojokan

7/22/2016

Tak Pernah Bosan Bersepeda Di Kota Jogja


Tak Pernah Bosan Bersepeda Di Kota Jogja || Menikmati kota Jogja itu bisa dengan beragam cara, ada yang menikmati dengan segenap jiwa selfie yang penuh cekrak-cekrek sana sini lalu upload-upload, ada yang menikmati dengan penuh nafsu makan untuk menyantap gudeg atau bakpia atau sebangsanya. Ada juga yang menikmati dengan naluri 'keshopingan' untuk beli batik, kaos atau asesoris khas Jogja. Kalau aku sih simple, menikmati Jogja itu cukup dengan panggilan hati untuk bersepeda walau gak jauh-jauh amat, dan meski rutenya diulang-ulang sekitaran Tugu Jogja - Malioboro, Alun-alun dan sekitarnya tapi aku tak pernah bosan.

Pada dasarnya aku memang suka bersepeda, mulai aktif bersepeda di sekitaran Jogja itu tahun 2011 meski kini 2016 aku lebih sering domisili di Klaten tapi masih saja sering dengan sengaja pagi-pagi meluncur ke Jogja lalu ke kos keluarin sepeda terus go wessss deh, setelah merasa cukup langsung parkirin sepedanya lagi di kos, seketika itu juga balik lagi ke Klaten. Kayak orang kurang kerjaan ya? *tapi yo bennnn......

Aku sendiri pernah coba dari Jogja pulang Klaten naik sepeda ontel, dimana itu aku lakukan tahun 2011 dengan motif hanya pengen ngerasain gimana jadinya kalo aku naik sepeda dari kos (Tamsis) sampai Klaten (Trucuk). Dan ternyata aku kuat, udah gitu aja. Ceritanya saat itu juga aku posting disini:

Cerita Mudik-Balik: Naik Sepeda Ontel Ajah


salam hormat,
dr pojokan

9/06/2011

Mencoba Naik Sepeda Dari Jogja - Klaten, Emang Kuat? Hanya 3 Jam!

Ceritanya dalam sebuah postingan aku pernah  bercita-cita mudik hanya dengan sepeda ontel saja, no motor, no bus, and etc just ontel ajah. Dan alhamdulillah yah, cita-cita itu tercapai. Lalu, Kalau sudah tercapai dapat apa? Gak dapat apa-apa sih, cuma dapat secuil cerita yakni Cerita Mudik-Balik: Naik Sepeda Ontel Ajah! Emang mudik dari mana dan kemana sih? Dari Jogja ke Klaten. Ya'elah Jogja-Klaten kan dekat, cuma beberapa kilo aja kan? iya gak nyampek 1 ton, kalau dari kosku di Jogja hingga rumahku di ndeso mungkin sekitar 60km dengan total waktu tempuh 3 jam lebih-lah kalo gak pekek istirahat kalo pakek istirahat 3 jam lebih banget.

Cerita Kala Mudik:

Aku mudik hari senin tanggal 29 Agustus 2011 alias H-1 untuk yang lebaran hari selasa. Aku berangkat dari tempat singgah didaerah Tamsis pukul 04:45 dalam kondisi masih menjalankan puasa. Sesampai dibawah jembatan Janti rasanya bweehhh pengen berhenti dan tidur, tapi pikir-pikir disana banyak orang sakit (jiwa), nanti kalo aku tertidur beneran gak ada yang bangunin deh, parah-parah dkerubungi sama orang sakit (jiwa) jadinya aku bablas aja alias pakek acara istirahat, langsung hajar, genjot terus pantang direm kecuali kalo darurat. Paling suka kalo ada jalan yang menurun tapi apa mau dikata kebanyakan jalan Jogja-Solo kalau ada turun pasti ada nanjak dan juga sebaliknya.

Gak tau kenapa yang awalnya dari bawah jembatan janti brasa capek luar biasa eh tetapi walau tanpa istirahat eh malah semakin semangat, rasanya segar-segar gimana gitu. Dan kemudian didaerah kalasan dari jalan aku lihat nampak pucukan candi, dimana meski sering kali lewat situ tapi aku tak melihatnya, dan kemudian aku berfikir "awas can besuk kalo balik aku pasti cari kamu untuk melihat lebih dekat". Beberapa waktu kemudian pukul 5:50 sampailah aku dikawasan Candi Prambanan, disana dah nampak rame baik pos pemudik, polisi ataupun pengguna jalannya. Dan kemudian pukul 06:04 sampailah aku di suatu tempat yang bertuliskan "KABUPATEN KLATEN" kotaku .... susuku. Pukul 06:34 aku sampai di RS Soeradji dan kemudian genjot terus dan meninggalkan jalan Jogja-Solo untuk memasuki jalan menuju ndeso. Pukul 07:15 aku sampai dirumah tapi bukan rumahku tapi rumah teman dan akirnya aku Istirahat juga. Setelah beberapa saat istirahat sampailah aku dindesoku dirumah orangtuaku pukul 08:05.

Rencana mudik dengan sepeda ontel ini adalah rencana rahasia walau sudah aku sampaikan dipostingan dan aku sampaikan kebeberapa teman. Tapi pihak keluarga/kerabat/tetangga gak ada yang tau sebelumnya karena mereka gak tau kalau aku sukanya main blog ginian. Lalu bagaimana reaksi orang-orang sekitar sesampainya dirumah? Pertama ketika sampai dirumah teman inisial 'D', yang pasti ngekek aja, dikiranya aku punya nazaruddin kok sudi-sudinya ngontel dari Jogja. Beberapa saat kemudian ibu 'D' keluar, salaman "sugeng dhek" sambil ngekek juga. Kedua ketika sampai dirumah orangtua, sepi sekali, ku duduk dimuka bagai tamu yang masuk tanpa permisi. Beberapa saat kemudian emak pulang dari pasar mungkin, "loh wis balik to, lah mau sopo sing jemput", dengan singkat ku jawab "ngontel",

emak: "Lah tenane"

aku: "gak percoyo iku pite"

emak: "lah iku pite sopo"

aku: "pitku lah"

emak: "jan, umah wae pit akeh kok tuku meneh"

Beberapa saat kemudian embak dan emas pun datang, "bali ro sopo", "dewe, ngontel"

emas: (ngekek) "ngapusi"

aku: "la kui pite"

emas: "weh tenan to"

Dan agak siangan main ke rumah sebelah, tiba-tiba epak juga datang dan nyalamin "wis bali dha", ada embah bilang ke epak "anakmu kui loh, bali seko Jogja gur ngontel, jan kendel tenan koe nduk".

Dan kemudian ada teman sms "wis mudik rung mbul", "uwis dong, tapi cuma pakek sepeda ontel"

teman: "lah tenan pora, ngapusi to"

aku: "tenan to ya, masak wong anteng ngapusi"

teman: "wow, emang cah gemblung,aneh-aneh wae,entuk salam seko ibuku, jare muga2 ndang waras!

aku: "lah emange aku loro po"

teman: "iyo, loro jiwo"

Strategi merahasiakan rencana itu aku kira tepat, jadi biarain aja mengundang tawa atau rasa gak percaya orang yang penting peristiwa itu sudah terjadi. Kalau misal baru rencana udah pada tau dan diketawain kan jatuhnya malu sebelum tercapai.

Cerita Kala Balik:

Aku balik minggu 4 September 2011 star dari kediaman orang tua 06:45, seperti kala mudik awalnya baru beberapa jarak dah capek pengen tidur tapi lama-lama segar dan semangat. Pukul 08:33 aku sampai diprambanan dan kemudian di jalan kalasan KM 15 dimana disekitar bangjo sering kali ada waria pada ngamen, disitulah aku jajan dan cari penjual dawet yang jaraknya paling dekat untuk melihat lebih dekat para pengamen itu. Dan akirnya dengan diam-diam aku ambil fotonya, sudah lama sekali aku bercita-cita ambil gambarnya dan kemudian bikin postingan diblog, pengen juga wawancara tapi takut tergoda!!!!

Dijalan Jogja solo yang paling sering dipangkali pengamen gituan ya di kalsan KM 15 itu, mungkin karena disitu rindang jadi pada suka. Dan ada juga diRR utara. Bedanya kalu di kalasan itu relatif lebih muda dari pada yang di RR utara. Masih dijalan kalasan juga, aku mencari pucuk candi yang sempat aku lihat waktu mudik dan ternyata itu candi kalasan lokasinya dekat sekali dengan jalan raya tapi gak gaulnya aku jadi baru tau kemarin. Berhubung gak puasa aku sengaja gak langsung pulang kos, jadi waktu tempuhnya lebih lama. Dari klaten aku terus menyusuri jalan Solo Jogja hingga sampai di Tugu Jogja kemudian ke jl malioboro, alun-alun utara, tamansari, alun-alun kidul,kemudian ke tamsis tapi lagi-lagi gak pulang kos tapi ke kos teman, sampai dikos teman itu pukul 11.33.

Saat balik itu lihat: 1 kecelakaan sepeda ontel tempat dibelakang-ku (untung posisiku didepan kalo gak mungkin aku yang ketendang), 1 kecelakaan sepeda motor (2 motornya remuk), 8 orang sakit (jiwa) 2 cewek dan 6 cowok.

Yang aku bingung adalah ketika dirumah, banyak orang sekitar komentar "halah yen ngetan wae gampang, dalane mudun, sesuk nek ngulon munggah terus".

Setelah Balik di Jogja ada yang komentar "lah nek mangkat ngulon kan penak dalane mudun".

Apapun komentarnya sebenarnya aku pengen menyampaikan bahwa "kebanyakan jalan solo-jogja dan sebaliknya kalo ada nanjak pasti ada turun, kalau ada turun ada nanjak". Lagi pula tanjakannya gak parah, gak seperti jalan-jalan dipegunungan kok.

Ya itulah secuil Cerita Mudik-Balik: Naik Sepeda Ontel Ajah! Awalnya ragu bisa sampek rumah dengan tetap bersepeda ontel gak ya, aku sih nekat aja, kalo misal gak kuat sepeda dititipin aja dijalan dan kemudian naik bus, tapi ternyata kuat juga, Jadi sebenarnya apapun itu kalau "aku mau aku pasti bisa demikian juga dengan kamu"!

NB: untuk tulisan bebahasa jawa, silakan diterjemahkan sendiri yaw, kalau aku yang nerjemahin jatuhnya asyik dong, aku pengennya kan biar cerita ini gak asyik gitu!







salam hormat dariku,
widha utawi idha


Lapak Aneka Souvenir Promosi Widhadong

 









Konveksi Kaos Widhadong