Showing posts with label Wisata Alam. Show all posts
Showing posts with label Wisata Alam. Show all posts

11/29/2019

Taman Wisata Alam Grojokan Sewu Tawangmangu, Apa Yang Paling Mengesankan?

Ketak-ketik tentang wisata alam ah, biar dikira rajin piknik. Kalau wisata alam deket-deket rumah yang tebing atau bukit kan udah pernah tuh, bahkan udah pernah diketak-ketik juga. Nah ini wisata alam yang agak jauh dari Klaten yakni Grojokan Sewu Tawangmangu Karanganyar. Dulu sih waktu masih SD pernah kesana, gak banyak yang aku ingat karena aku hanya ingat disana banyak anak tangga, monyet dan satu air terjun yang tinggi.



Nah, kini ketika sudah beranjak tua main lagi ke Grojokan Sewu Tawangmangu ternyata sangat berkesan. Apa yang paling mengesankan ketika berkunjung ke wisata alam grojokan sewu Tawangmangu? Yang mengesankan adalah……

Adalah….

Capeknya naik turun tangga, turunnya aja ngos-ngosan apalagi naik-nya dan entah berapa kali harus istirahat. Asli ngos-ngosan, saat itu rasanya nyesal banget karena terlanjur turun udah gitu pas naik gak sampek-sampek padahal dada udah nyesek gimana gitu. Dalam hati keluarlah sumpah serapah “kapok lombok, gak sudi rene meneh”. Andai saja anak tangga itu bisa berjalan sendiri kayak di emol-emol, pasti gak akan sekapok itu.

Tapi ini semua bukan salah wisata alam-nya atau anak tangga-nya itu loh ya, ini semua murni salah jasmaniku yang kurang olahraga jadi naik turun tangga di Grojokan Sewu itu berasa mengapokan jiwa raga.

Sebenarnya aku bertanya-tanya kenapa dinamai Grojokan Sewu? Apakah karena tiket masuknya seharga sewu alias seribu? Atau jumlah air terjun-nya seribu? Atau grojokan-nya dibikin selama seribu malam hingga akhirnya keburu dikokokin ayam gitu?

Dari pada jiwaku penasaran maka bertanyalah aku kepada sang maha google hingga akhirnya ku temukan jawabnya yang kenapa dinamai grojokan sewu. Dan ternyata penduduk setempat menamainya grojokan sewu karena eh karena ketinggian dari air terjun itu sejumlah 1000 jengkal kaki atau 81 meter.

Jadi grojokan sewu disini yang paling menarik dan mengesankan adalah turun naik tangga-nya. Logika sederhananya ketika kita berkunjung ke grojokan sewu maka sebenarnya kenikmatan utamanya adalah turun naik tangga-nya yang jumlahnya ribuan, selebihnya melihat air terjun-nya itu adalah bonusnya. Yakin deh, pasti banyakan orang yang bilang “waow…. Lututku (pegel)”, “waow … nafasku (ngos-ngosan) dan semacamnya ketimbang yang bilang “waow… air terjun-nya mempesona”. *ah embuh dhing, ini sih logika ngasal versi ketak-ketik ^hehe…

Ketika naik dan akhirnya melihat ucapan selamat seperti dibawah ini, rasanya seperti keluar dari mimpi buruk, karena akhirnya sampai juga gitu loh!



Tambah Sehat dan Sukses? Aamiin…… Dan Sampai Jumpa Lagi? Alias kesana lagi? Ah… mikir dulu deh… ^hahaha

Berdasarkan pengalaman sederhana kala berkunjung ke grojokan sewu maka alangkah baiknya jika hendak berkunjung maka pastikan lutut dan nafas sudah siap (biar gak pegal dan ngos-ngosan), jangan menenteng makanan atau minuman biar gak jadi rebutan genk monyet disana. Dan usahakan cari tempat parkir terdekat, karena aku kala itu salah pilih tempat parkir hingga harus jalan kaki jauh banget.

Penginapan dan Tiket Masuk Grojokan Sewu Tawangmangu


Untuk penginapan di Tawangmangu yang dekat grojokan sewu ada banyak tinggal pilih, ada hotel atau ada juga yang pakde-pakde dipinggir jalan bilang “kamar kosong mas, kamar kosong mb”. Tiket masuknya 15rb per orang, terus karcis masuknya hari biasa 5rb kalo hari libur 7.5rb. Jadi total biaya masuk ke grojokan sewu Tawangmangu itu kalo hari biasa 20rb, kalo hari libur 22.5rb.



Udah gitu aja sih ketak-ketik tentang grojokan sewu Tawangmangu. Yang menyenangkan didaerah Tawangmangu itu adalah hawanya sejuk (meski cinderung dingin), pemandangan pegunungan dan pemohonan itu lebih enak dipandang ketimbang harus jalan-jalan di emol-emol yang memusingkan kaum introvert sepertiku.




Salam ketak-ketik,
dr pojokan

7/23/2019

Dari Tebing Breksi Ke Hutan Pinus Pengger, Tidak Jauh Dan Jalannya Mudah Dicari!

Ketak-ketik kali ini cuma mau posting jalan dari tebing breksi ke hutan pinus pengger. Pertama ke Tebing Breksi Jogja dulu itu tahun 2017, ceritanya ikut acara liputan duta damai region Jogja. Dulu datang ke Tebing Breksi sendiri modal buka google map, intinya Tebing Breksi itu dari Prambanan ambil arah ke jln piyungan, ratu boko masih luruh arah candi ijo. Nanti lama-lama ketemu petunjuk arah jalan masuk ke Tebing Breksi.



Nah, setelah tahun 2017 itu akhirnya July 2019 main lagi ke Tebing Breksi. Nampaknya masih terus dikembangkan alias dibangun, karena yang aku lihat disekitarnya udah jauh berbeda dari sebelumnya. Dulu waktu kesana belum ada spot selfie berbayar, sekarang ada beberapa, satu orang tarifnya 5rb. Apakah aku ikut selfie-selfie? Tentu tidak.



Masih seperti tahun 2017 dimana aku datang cuma menikmati pemandangan dan mengambil beberapa foto yang diposting di IG, tanpa pajang-pajang foto muka.

Kalo naik jeeb itu tarifnya dari dulu tidak berubah yakni 30rb. Untuk tiket masuk yang dulu hanya seiklasnya sekarang jadi 5rb per orang. Tiket segitu masih termasuk murah sih, ye kan...

Lalu setelah beberapa saat panas-panasan di Tebing Breksi akhirnya pilih nyobain ke Pinus Pengger, yang ternyata tidak jauh dan mudah dicari jalannya untuk orang yang belum pernah kesana. Intinya dari jalan piyungan itu lurus aja kearah gunung kidul, naik-naik dan naik sampai polsek wonosari belok kanan. Setelah itu naik-naik terus sekitar 3 KM dan sampailah ke Pinus Pengger.

Namanya di hutan jadi ya hawanya lebih adem ketimbang di Tebing Breksi. Ketika di hutan pinus pengger pun hanya menikmati pemandangan saja, tidak ikut foto-foto dispot selfie. Tempat foto selfie berbayar di hutan pinus pengger yang tervaforit adalah di spot foto yang bentuknya seperti tangan dan yang ada tulisannya pinus pengger. Kalo mau foto perlu ngantri (pas rame).



Sama seperti di Tebing Breksi, saat di Pinus Pengger pun hanya menikmati pemandangan saja alias gak ikut-ikut foto di spot-spot selfie itu. Mungkin datang ke pinus pengger itu enaknya pas matahari tenggelam jadi bisa adem-adem indah piye ngunuh.



A post shared by Widha (@widhawatitok) on


Jarak Tebing Breksi ke Hutan Pinus Pengger versi google map sekitar 13 KM (kalo gak salah), jadi ini bisa jadi pilihan buat yang mau piknik tapi nyari yang nuansa pemandangan alam alias bukan yang candi-candi. Kalo candi-candi yang sekitar Tebing Breksi banyak ye kan…

Untuk tiket masuk ke Pinus Pengger hanya 3rb saja, murah meriah. Tapi kalo pengin foto-foto dispot yang berbayar ya paling nambah biaya 5rb-an. Intinya kalau mau ke hutan pinus pengger itu jalannya mudah dicari. Udah gitu doang ketak-ketiknya. Selamat ke hutan….



Salam ketak-ketik,
dr pojokan

2/07/2019

Mendaki Bukit Pertapan Bayat, Wisata Baru di Klaten!

Kini hampir setiap daerah mengembangkan daerah perbukitan untuk wisata baru. Di daerah Klaten juga ada sejumlah perbukitan yang dikembangkan jadi tempat wisata. Bukit tempat wisata di Klaten itu ada di kecamatan Bayat. Misalnya Bukit, Patrum, Bukit Cinta, Watu Sepur, Pesona Puncak Arjuna dan Bukit Pertapan. Di daerah Wiro dekat Watu Sepur juga ada Bukit Wisata Karang Pandan Tugurejo tapi aku belum pernah nyobain kesana karena masih proses dibuat.



Orang saat ini memang cinderung suka jalan-jalan berfoto lalu update status. Sehingga tempat yang instagrammable atau tempat yang bagus untuk foto pasti sangat diburu. Buat yang orang Klaten sudah pada pernah ke Bukit Pertapan belum? Penasaran gak si Bukit Pertapan itu seperti apa?

Beberapa waktu yang lalu aku sudah nyobain mendaki bukit pertapan Bayat. Kalo soal jalan menuju bukit pertapan jangan tanya aku ya karena aku gak paham jalannya. Kalo pengen kesana bisa googling atau buka map menuju lokasi bukit pertapan Bayat Klaten.

Tiket Masuk Bukit Pertapan


Untuk masuk bukit pertapan waktu itu masih bayar seiklasnya alias belum ada harga tiket pasti. Kalau pun ada tiket masuk ke bukit pertapan ya mungkin 2rb karena umumnya segitu.

Bukit Pertapan Bagus Gak?


Saat aku kesana nampaknya bukit pertapan belum sempurna. Jalan menuju keatas sebagian masih berupa tanah biasa-biasa saja dan kebetulan waktu kesana masih agak becek karena habis hujan. Mungkin juga karena belum sempurna jadi tiket masuk masih seiklasnya.



Meski tempatnya belum sempurna tapi aku pribadi suka karena sekalian buat olahraga. Yang gak juka jalan pasti gak kuat sampai puncak karena jaraknya cukup jauh. Waktu aku kesana tempatnya masih sepi hanya bertiga bersama dua ponakan, ada rombongan emak-emak tapi mereka akhirnya puter balik karena gak sanggup sampek atas.

Emang diatas puncak bukit pertapan ada apa? Ada 3 gardu pandang yang cukup tinggi. Aku sendiri gak sanggup berlama-lama karena rasanya pusing gimana gitu, aku memang suka puyeng ditempat ketinggian. Ada juga tempat seperti pendopo tapi aku gak mendekat karena ngeri aja kayak kuburan.

Aku gak banyak foto-foto karena terlanjur capek jadi duduk aja nomgkrong sambil menikmati pemandangan. Bukit Pertapan cocok untuk yang suka keheningan sembari menyaksikan yang hijau-hijau atau lihatin kekarnya barisan gunung kidul atau bukit-bukit sekitarnya.



Ya kalau aku emang cocoknya tempat yang kayak bukit pertapan itu, duduk diam, plonga-plongo dan gak ada selfie-selfienya.

Dan mendaki bukit pertapan itu ada hal yang tak terlupakan yakni gak bawa minum plus banyak nyamuk. Aku pikir jaraknya gak sejauh itu dan aku pikir diatas ada yang jualan. Kalau mau naik ke bukit pertapan jangan lupa bawa bekal minimal minuman dan olesin atau pakai anti nyamuk.

Dan asyiknya waktu kesana sedang musim kupu-kupu jadi bisa sambil nonton kupu berterbangan atau yang hinggap di bunga seperti ini:



Aku gak banyak foto karena ya itu tadi terlanjur capek leyeh-leyeh nikmati pemandangan sambil nahan haus, nahan pusing. Meski capek tapi kalau diajak kesana lagi pasti aku mau banget. Lumayan buat olahraga gitu loh. Dan saat itu setelah dari bukit pertapan ini langsung menuju ke Pesona Puncak Arjuna Di Bayat juga tempatnya.

Salam ketak-ketik,
dr pojokan

3/04/2018

WATU SEPUR Tempat Wisata Alam Indah Terbaru di Bogoran Bayat Klaten, Simak Liputan Serunya Disini!

Aku jarang piknik, tapi sesekali blusukan ke alam sekitar dikit siapa tau ada yang dibisa di ketak-ketik. Nah ceritanya ini piknik ke luar desa, bukan ke luar negeri loh ya. Nama tempat wisatanya adalah WATU SEPUR (batu kereta) berada di Bogoran, desa Jotangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Tempat wisata Watu Sepur ini terbilang masih baru dan mudah dijangkau, kalau bingung google map saja. Misal dari lapangan kalikebo itu tinggal ke selatan aja terus entar juga nyampai.



Kalau menurutku, ini menurutku loh ya! Ke Watu Sepur ini enaknya sambil bersepeda, jalannya rata mulus dan pemandangannya bukit pengunungan yang sedap dilihat. Tiket masuk ke Watu Sepur berapa? Hanya 2 ribu! Parkir motor 2 ribu, kalau mobil 5 ribu! Murah meriah pokoknya.

Kenapa namanya Watu Sepur (batu kereta)? Apakah karena dulu ada kereta yang ngeyel terus sama emaknya dikutuk jadi batu? Ah gak gitu….. mana ada kereta dikutuk emaknya terus jadi batu. Intinya watu sepur atau batu kereta itu batunya panjang seperti kereta yang gak terputus, udah gitu aja, jadinya bukan karena acara kutukan dari emak gitu loh ya.

Kalau mau menikmati pemandangan alam bisa naik ke gardu pandang, tapi hati-hati karena jalannya berbatu-batu, kalau hujan ya pasti tambah sensasi licin gimana gitu. Nah karena gardu pandang ini menghadap ke timur, pasti lebih indah lagi kalau datang pagi-pagi buta lalu nunggu sang mentari muncul. Jangan lupa baca juga aturan pakainya ya, dimana di gardu pandang itu maksimal 5 orang aja, terus gak boleh manjat petakilan atau sandaran. (*pokoknya hati-hati aja biar gak jatuh….).

Selain sensasi pemandangan dari gardu pandang itu juga banyak banget tempat bersantai seperti gazebo, ayunan, tempat berfoto-foto ria. Ada juga yang jualan makanan minuman dan lain sebagainya. Untuk foto-foto bisa dilihat di IG aja ya @widhawatitok (klik geser ke kanan, ada 10 foto gambaran wisata Watu Sepur Rindu Alam).



Kalau ingin lihat selebihnya seputar Watu Sepur bisa juga dilihat di video youtube ketak-ketik bawah ini:



Intinya Wisata Watu Sepur ini bagus lah ya, terutama pemandangan di jalan ketika menuju lokasi, dimana terihat hamparan sawah (atau tegal), bukit yang bergunung-gunung. (*buat yang suka bersepeda cocok deh pokoknya…).

Tapi kalau menurutku selaku orang yang jarang piknik, sekali lagi ini menurut versiku (pendapat pribadi doang)! Tempatnya kurang bersih, sampah plastik masih semena-mena (entah karena aku-nya yang datang kesorean jadi belum dibersihkan atau gimana gitu). Tempat foto atau selfie-nya kayak gak terawat, terlihat lawas gitu deh padahal kan Watu Sepur ini masih baru banget (entah mungkin karena kena hujan lalu menimbulkan efek lawas atau gimana gitu). Kalau kayu-kayu buat foto itu dibikin lebih warna-warni lagi pasti bakalan lebih menarik, apalagi kalau ada arena flying fox *eaaa….

Ya seperti itulah kiranya ketak-ketik seputar Watu Sepur, tempatnya enak kok dan mungkin karena masih baru jadi masih terus berbenah. Semoga Wisata Watu Sepur ini makin cantik dan makin ramai, udah gitu aja.


salam ketak-ketik,
dr pojokan

Lapak Aneka Souvenir Promosi Widhadong

 









Konveksi Kaos Widhadong