3/02/2011

Membuat Postingan Rutin Terjadwal di Blogger Baru

'Blognya Mbak Widha' kali ini akan membagi tip sederhana terkait tutorial blog yaitu bagaimana cara Membuat Postingan Rutin Terjadwal di Blogger Baru. Terkadang kita tak setiap hari bisa posting entah itu karena sibuk atau memang karena malas, sehingga itu membuat tampilan blog kita tak rutin postingnya. Untuk sekedar membuat blog kita nampak rutin terjadwal padahal enggak, itu mudah saja. Bagaimana caranya untuk Membuat Postingan Rutin Terjadwal di Blogger Baru? simak yang mudah berikut ini:

Setelah teman-teman selesai mengetik artikel contentnya jangan langsung klik publis atau terbitkan enteri. Silakan klik Opsi Enteri (letaknya di pojok kiri kolom posting)



Setelah itu aturlah tanggal dan jam tayang sesui keinginan kemudian baru klik publis atau terbitkan enteri. Di daftar enteri akan muncul daftar postingan-postingan yang sudah terjadwal.



Dengan demikian jika suatu saat teman-teman lagi banyak ide dan bisa menghasilkan puluhan artikel dalam sekali duduk dan tak ingin memunculkannya dalam tempo yang sama maka teman-teman bisa pakian cara ini untuk menyiasatinya dan demikian positingan tetep nampak rutin biarpun sebenarnya tidak demikian. Semoga yang sederhana kali ini bermanfaat. semoga sukses dah...

salam hormat dariku,
widhawati

3/01/2011

PERIKLANAN BERDASARKAN TAHAPAN DAUR HIDUP PRODUK

'Blognya Mbak Widha'kembali untuk posting seputar periklanan, sekarang ambil tema seputar PERIKLANAN BERDASARKAN TAHAPAN DAUR HIDUP PRODUK. Produk-produk melalui sejumlah tahap yang dikenal dengan daur hidup produk (Product Life Cycle). Sebuah produk apakah masih berada pada Tahap Perkenalan, ataukah sudah memasuki Tahap Pertumbuhan, atau justru sudah berada pada Tahap Kedewasaan, atau justru berada pada Tahap Penurunan Kembali.Setiap tahapan dalam daur hidup produk membutuhkan kegiatan periklanan tersendiri Masing-masing tahapan dalam daur hidup produk menentukan tahapan periklanan yang memiliki karakteristik yang khas pula. Perhatikan tabel berikut:

Tahapan Daur Hidup Produk........Tahapan Periklanan
Tahap Perkenalan.................Tahap Perintisan
Tahap Pertumbuhan................Tahap Kompetitif
Tahap Kedewasaan.................Tahap Retentif
Tahap Penurunan Kembali..........Berhenti atau masuk ke Tahap Perintisan Baru

1. Tahap Perintisan
Tahap Perintisan adalah tahapan periklanan ketika sebuah produk baru diperkenalkanSebuah produk baru, sekalipun sangat revolusioner tidak berarti bisa memaksa konsumen untuk menunjukkan minat.. Sepanjang orang belum menghargai kenyataan bahwa mereka membutuhkan produk tersebut, maka produk tersebut dalam daur hidup produk berada dalam Tahap Perkenalan.
Iklan pada tahapan ini harus memperkenalkan gagasan yang membuat konsepsi-konsepsi sebelumnya tampak kuno atau metoda lama yang hingga saat ini masih diterima sekarang telah dikembangkan. Iklan pada tahapan ini harus memberitahukan keuntungan-keuntungan baru untuk menciptakan permintaan. Iklan harus lebih sekedar menyajikan sebuah produk, tapi sekaligus harus mampu menanamkan kebiasaan baru, mengubah kebiasaan, mengembangkan pemakaian baru, atau bahkan mengusahakan standar hidup baru. Iklan harus menjual aspek umum dari produk dan mengajari tentang apa yang dilakukan produk. Selama sasaran belum memahami dengan jelas manfaat produk, periklanan harus menekankan kegunaan bukan keuntungan-keuntungan dibanding pesaing. Suatu usaha sia-sia mencoba memperoleh keuntungan kompetitif dari produk lain ketika minat belum terbentuk.Jika dianalogikan dengan kelahiran bayi, upaya seperti ini tak ubahnya seperti melahirkan bayi premature.
Pada tahapan ini iklan biasanya mereferensi terhadap kemajuan waktu, seperti “Sekarang anda dapat melakukan ini”, Akhirnya anda dapat melakukan itu” sebagai langkah antisipasi terhadap pertanyaan “Untuk apa produk ini?” Tahap ini tidak selalu menguntungkan produsen, karena harus melakukan promosi besar-besaran, harus memperluas distribusi, menciptakan percobaan konsumen, dan meningkatkan pasar geografis..Banyak hal harus dilakukan dan banyak biaya yang harus dipertaruhkan. Sungguh! Sebenarnya banyak sekali produk yang tidak bisa bertahan. Mereka akhirnya menyerah sebelum sempat populer (Contoh: Taranasiku) Namun ketika memperoleh keberhasilan, satu atau lebih pesaing segera melompat ke dalam pasar. Para pengekor lazim turut bermain, ikut ambil bagian, berupaya mencicipi keuntungan.
Beberapa diantara mereka bahkan tidak sungkan untuk latah berusaha menyerupai atribut para perintis dari mulai nama merk, bentuk dan warna kemasan, logotype, dsb ( perhatikan AQUA dengan AQUARIA, AQUADEST, atau OREO dengan RODEO, dll) . Keuntungan menjadi perintis pada umumnya menjadi pemimpin pasar. Dalam benak sasaran nama perintis yang pertamakali muncul. Bahkan demikian populernya para perintis, kenyataan menunjukkan, nama merk kerapkali menjadi pengganti nama produk. Contoh Aqua untuk produk air mineral, Pampers untuk produk popok bayi, Softex untuk produk pembalut wanita, Sanyo untuk produk pompa air, dll

2. Tahap Kompetitif
Tahap Kompetitif adalah tahap periklanan yang dicapai oleh sebuah produk ketika kegunaannya yang umum dikenali tetapi superioritasnya di atas merek-merek yang sama harus dibentuk agar memperoleh preferensi. Produk yang diterima oleh umum akan menimbulkan persaingan dengan masuknya produk-produk pengekor. Konsumen sudah mulai tahu dan kenal apa produk dan bagaimana menggunakannya, tapi merek mana yang akan mereka beli?
Perintis memiliki keuntungan kepemimpinan (advantage of leadership). Pada tahapan ini kegiatan periklanan bertujuan untuk mengkomunikasikan perbedaan produk kepada konsumen. Periklanan harus menampilkan keistimewaan produk yang membuatnya lebih baik dari yang lain. Pada tahapan ini periklanan tidak perlu lagi menguraikan kegunaan produk. Upaya menjelaskan kegunaan produk pada tahap kompetitif terkesan tidak percaya diri.

3. Tahap Retentif
Tahap Retentif adalah tahap periklanan ketika kegunaan produk yang umum dikenal di mana-mana dan kualitasnya sepenuhnya dihargai. Tahap ini adalah tahapan dimana produk mencapai Kedewasaan dan memberikan keuntungan yang paling memuaskan. Tidak banyak produk yang bisa mencapai tahap ini. Oleh sebab itu iklan lebih diarahkan untuk berupaya menahan perlindungan terhadap kekuatan prestasi yang telah dicapai.
Pengiklan yang telah memiliki produk dalam tahap ini seringkali keliru:
“Setiap orang telah mengenal produk kami, mereka sudah beli, lalu buat apa kami beriklan?”
Namun, sejarah menunjukkan merk yang sukses lalu tidak beriklan, dengan segera konsumen akan melupakan dan posisi kepemimpinan pasar akan segera digantikan oleh pesaing (Bayangkan jika Coca Cola berhenti beriklan apa yang terjadi dengan Pepsi Cola)
Pengiklan yang cerdik akan menahan pelanggan dengan memelihara agar merk selalu mereka ingat. Iklan pada tahapan ini biasanya berupa Reminder Ad. yaitu iklan yang sekadar mengingatkan konsumen akan keberadaan merk tersebut. Biasanya iklan hanya bersifat visual, hanya memuat nama/brand dengan illustrasi yang dominan. Atau bermain dengan warna brand yang khas. Kalaupun ada Copy umumnya memuat sedikit kata yang ditulis dengan huruf besar atau tanpa teks sama sekali karena tidak perlu lagi banyak omong. Ketika konsumen telah menerima, menghargai, dan menggunakan produk, periklanan kompetitif tidak perlu dilakukan karena tidak ada gunanya.
Sasaran iklan pada tahap ini untuk mempertahankan pangsa pasar dan mencegah percobaan konsumen terhadap produk pesaing.
Produk-produk dalam tahap kedewasaan berada pada tahap paling menguntungkan. Tingkat pembelian berada pada puncaknya, biaya periklanan dapat ditekan karena hanya pengingatan, saluran distribusi telah tercipta. Itu sebabnya perusahaan suka mempertahankan selama mungkin.

4. Setelah Tahap Retentif
Kelangsungan produk tidak berhenti ketika mencapai tahap kedewasaan. Setelah produk berada pada puncak popularitasnya dan berada dalam tahap paling menguntungkan, seperti hukum alam, segala sesuatu yang baik selalu ada akhirnya. Produk dalam tahap Kedewasaan pun akan tiba waktunya pada tahap penurunan kembali
Dua pilihan strategi akhir Tahap Kedewasaan
1. Menganggap bahwa produk telah hidup lebih lama dari kehidupan pasar efektifnya dan telah memberikan keuntungan melampaui harapan, sehingga sebaiknya dibiarkan mati. Produk tidak perlu ditarik, dibiarkan berangsur-angsur habis di pasar, tapi tetap memberikan keuntungan, karena biaya lainnya berkurang, (iklan berhenti, biaya pengiriman ke jalur distribusi dihentikan, dsb). Manajemen lebih diarahkan untuk menciptakan produk inovatif lainnya. Strategi ini lazim bagi produk-produk seperti mode busana, bahan pakaian, asesoris
2. Berupaya tetap mempertahankan. Beberapa produk memang dirasa sayang jika kemudian dibiarkan. Terlebih jika peluangnya memang masih sangat terbuka.. Agar tidak terkesan usang, strategi yang paling umum diambil adalah melakukan beberapa perubahan inovatif: menambahkan sesuatu yang baru, mengubah kemasan, mengganti tagline,dsb. (perhatikan: Toyota Corolla, Corolla DX hingga Corolla Altis, atau Suzuki Carry, Carry Extra hingga Carry Futura atau Rinso, Rinso Warna, Rinso Higienis, Rinso Anti Noda, dst) Intinya Produsen tidak menerima produk harus mengalami kemerosotan, kemudian mengembangkan atau memperluas seolah-olah menjadi produk yang baru kembali, sehingga dalam daur hidup produk masuk pada tahap perkenalan kembali.Jika strategi ini yang dipilih maka iklan pun kembali masuk pada tahap perintisan kembali. Untungnya, bagi produk-produk yang pernah sukses di masa lalu, tahapan rintisan “wajah baru” biasanya tak serepot rintisan yang pertama kali. Sekalipun begitu, tidak ada jaminan produk “wajah baru” mampu mengulang sukses yang pernah diraih sebelumnya.

Sekiranya sikian cukup, lanjut lagi dilain postingan, dan jika butuh promosi bisa melalui Jasa Review Musah di BMW, promosinya sederhana tapi Jelas!



salam hormat dariku,
widhawati

2/28/2011

Langkah-langkah Pemilihan Media Iklan

'Blognya Mbak Widha' menyambung postingan yang sebelumnya terkait Promosi dengan Iklan. Selelumnya dengan tema Kelebihan dan Kelemahan Media Iklan, Postingan kali ini mengulas mengenai Langkah-langkah pemilihan media Iklan. Dalam memilih media Iklan yang akan digunakan untuk promosi tentu perlu memperhatikan beberapa hal. Untuk memilih media iklan langkah-langkahnya antara lain adalah sebagai berikut:


1. Menentukan jangkauan, frekuensi dan dampak
Dalam memilih media seberapa jauh jangkauan dan freksuensi yang dibutuhkan harus diputuskan untuk mencapai sasaran periklanan. Jangkauan adalah jumlah orang maupun rumah tangga yang melihat jadwal media tertentu. Sedangkan frekuensi adalah jumlah berapa kali dalam periode waktu tertentu, rata-rata orang atau rumah tangga menerima pesan iklan. Dampak adalah suatu pembeberan iklan lewat media tertentu.

2. Memilih diantara jenis-jenis media utama
Perencanaan media harus mengetahui jenis media utama untuk mendapatkan jangkauan, frekuensi dan dampak iklan. Yang termasuk jenis media utama antara lain surat kabar, televisi, pengiriman lewat pos, radio, majalah dan media luar ruang.

3. Menetapkan jadwal media
Setiap perusahaan dapat mengubah-ubah iklanya mengikuti musiman, berlawanan dengan pola musiman, atau sama sepanjang tahun. Maka perusahaan harus meimilih pola periklanan yaitu berkesinambungan berarti menjadwalkan iklan merata dalam periode tertentu. Meletup berarti iklan tidak mendatar dalam periode waktu tertentu.

Aku kira sekian cukup terkait Langkah-langkah Pemilihan Media Iklan lajut lagi dengan tema lainya di postingan. Jika butuh promosi via internet bisa melalui Jasa Review Murah di BMW, promosinya sederhana tapi Jelas?


salam hormat dariku,
widhawati

2/27/2011

Mengubah HURUF dan WARNA template klasik

Sebelumnya 'Blognya Mbak Widha'sudah mengulas cara memasang templet klasik ke blogger baru dan cara membuat readmore pada templet klasik dan kini aku kembli bikin sesuatu yang berbau-bau klasik,yaitu Cara mengubah Huruf dan WARNA pada templet klasik. Ini adalah kenangan jaman dulu kala utak-utik template blog klasik di blogku yang sudah tak terupadate lagi yaitu http://khursusbisnis.blogspot.com. Dulu aku mencoba merubah warna dari template klasik dan ternyata berhasil sehingga warnanya dah tidak sealami yang aslinya. Jika teman-teman menggunakan template klasik maka menu untuk mengatur huruf dan warna kagak ada, tidak seperti di blogger baru yang menyediakan menu untuk mengatur huruf dan warna. Terus bagaimana cara Mengubah Huruf dan Warna Template Klasik? Jika teman-teman ingin mengubahnya maka kunci untuk mengubah warna dan huruf adalah terletak pada kode CSS di kode HTML. Kode CSS terletak dibagian tengah, dimana di bagian itu terdapat kode warna dan huruf tampilan blog teman. Berikut adalah contoh potongan kode CSS pada HTML blogku:

<style type="text/css">
body {
margin: 0;
padding: 0;
min-width: 760px;
font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif;
color: #0411FF;
background-color: #000000;
background-attachment: fixed;
background-image: url(http://img54.imageshack.us/img54/7580/backgroundcf4.jpg);
background-repeat: repeat-y;
background-position: center top;
}

td {
font-size: 12px;
}
.tanggalpost {
font-size: 11px;
font-weight: bold;
text-align: right;
background-color: #8C8C8C;

letter-spacing: 1px;
}
.judulpost {
font-size: 18px;
font-weight: bold;
color: #ffffff;
text-align: left;
background-color: #A8A8A8;
font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif;
}
.isipost {
text-align: justify;
padding: 2px;
border: 4px solid #ff0000;

Untuk warna template teman-teman bisa mengubah kode heksa color/warnanya, misalanya background-color: #000000; itu berarti warna backgroundnya hitam jika ingin mengubahnya menjadi merah maka ganti saja kode heksanya dari #000000 menjadi #ff00000. Untuk hurufnya tinggal ganti saja jenis/tipe font/huruf misalanya pada CSS font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif; anda bisa menganti hurufnya menjadi Arial,impact,times roman dllnya .

Gimana? Mudah kan, sebagai sebagai awam yang tidak tau menaung masalah CSSpun bisa so pasti teman-teman juga bisa toh. Apapun jika mau belajar bisa jadi mudah. Selamat utak-utik font dan color di template klasik, semoga bisa berubah sesuai keinginan teman-teman,sambung lagi dilain postingan.

salam hormat dariku,
widhawati


Lapak Aneka Souvenir Promosi Widhadong

 









Konveksi Kaos Widhadong