Showing posts with label Dunia Bisnis. Show all posts
Showing posts with label Dunia Bisnis. Show all posts

8/07/2016

Heboh Snack Bikini, Ide Bisnis Memang Harus Kreatif Tapi Tetep Harus Taat Aturan!

Heboh Snack Bikini, Ide Bisnis Memang Harus Kreatif Tapi Tetep Harus Taat Aturan! Bihun Kekinian alias Bikini adalah makanan ringan yang menarik perhatian karena kemasannya yang dinilai vulgar yakni menggambarkan body wanita yang berbalut bikini. Bahkan ada tangline-nya 'Remas Aku'. Dan setelah digrebek ternyata usaha bisnis itu adalah milik mbak-mbak mahasiswi yang berusia 19th berinisial TW.



Rupanya TW memproduksi snack bikini itu sudah sejak maret 2016 dan sudah menjual ribuan bungkus. Cara menjualnya pun sudah kekinian yakni via online. Dan tahu gak sih, ternyata meski dalam bungkusnya ada tulisan halal tapi ternyata itu bukan asli dari MUI alias hanya nyomot karena produksi snak bikini yang dibuat TW itu pun belum mengantongi izin produksi jadi ilegal. TW mengaku bersalah, TW juga mengaku tidak tau caranya mengurus izin produksi dll-nya.

Dikutip dari detikcom mengenai snack bikini yang bikin heboh itu Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam menilai snack tersebut jelas mengandung konten pornografi dan tidak baik apabila peredarannya dibiarkan. Niam juga mengingatkan bahwa kreativitas dalam dunia usaha harus melihat batas-batas yang ada.

"Kreativitas orang baik itu untuk kepentingan usaha maupun kepentingan ekonomi itu tidak menjadi pemboleh untuk melanggar hukum. Kreativitas harus tetap di dalam koridor norma-norma susila, hukum, dan juga agama," kata Niam saat berbincang dengan detikcom, Minggu (7/8/2016).

"Karenanya ini menjadi pembelajaran yang serius, bagi seluruh pelaku industri kreatif untuk melaksanakan ide-ide kreatifnya tetap di dalam koridor norma susila dan norma hukum, serta prinsip perlindungan anak," ujar Niam menambahkan.

Yah gitu deh, kreatif itu bukan berarti bebas sebebas-bebasnya tanpa memperhatikan norma susila maupun norma hukum. Snack bikini memang jelas kemasannya vulgar, belum mengantongi izin produksi, label halal-nya pun hanya nyomot alias belum izin juga dari MUI. Asal kreatif saja enggak cukup! kreatif itu harus tetep taat aturan, kalau produk makanan jelas harus mengantongi izin produksi dan status halal dari MUI.

Mungkin banyak komentar miring, masalah kasus snack bikini ini dibesar-besarkan padahal banyak snack lain yang abal-abal. Yah, satu yang pasti karena snack bikini ini menarik perhatian, mudah ditelusuri karena bisa diakses online sementara snack abal-abal lain itu offline udah gitu kemasannya gak vulgar jadi gak mencolok perhatian orang. Entahlah, seolah BPOM atau semacamnya itu hanya mengurus yang booming-booming aja, sementara jajanan abal-abal yang jumlahnya sangat buanyak dipasaran seolah tak terjangkau.

salam hormat,
dr pojokan

8/02/2013

Ciri-ciri Apakah Anda Cocok Jadi Pengawai Atau Pengusaha?


Biasanya masalah yang bikin galau itu kalau gak cinta ya terkait kerjaan. Gak kerja gak punya duit, kerja juga bingung karena mungkin ada tekanan, kejar target, dimarahi bos, atau apalah gitu. Kalau udah galau gitu biasanya muncul ketertarikan apa buka usaha sendiri aja ya? secara kalau buka usaha sendiri bisa lebih enak, gak diatur-atur oleh aturan atasan atau apa gitu. Tapi yang namanya orang itu emang beda-beda kok, ada yang memang lebih baik kerja untuk orang lain atau jadi pengawai gitu, lalu ada yang memang cocoknya buka usaha sendiri. Jika anda memiliki ciri-ciri sebagai berikut maka memang baiknya kerja untuk orang lain:

1. Tidak Suka Mengambil Resiko
Bila memang merasa tidak suka mengambil resiko karena takut kenapa-napa ya memang baiknya cari posisi aman saja. Karena kalau buka usaha sendiri itu sudah pasti ada resiko, kalo misal takut menghadapi resiko ya gimana gitu. Katanya Scott Gerber, pendiri Young Entrepreneur Council: “Orang yang takut mengambil risiko akan lumpuh oleh tekanan berita sehari-hari tentang apa yang dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah bisnis,”. Itu.....

2. Suka Membelanjakan Uang Demi Gaya Hidupnya
Nah, kalo misal diawal aja sudah begaya begini begitu, biar hidupnya tampil waow gitu, sementara usaha bisnisnya sendiri gak berkembang ya gimana gitu. Kalo kata Geber sih "Waktu, uang, dan sumber penghasilan harus disesuaikan dengan gaya hidup dan bisnis Anda". Jadi ya kalau buka usaha sendiri berarti harus siap-siap untuk tidak menggunakan pendapatan hanya untuk sekedar memenuhi gaya hidupnya. Terutama diawal usaha, karena lebih baik berhemat dahulu, mending konsen kembangin usaha bisnisnya dahulu.

3. Suka Pendapatan Tetap
Kalau anda merasa nyaman dengan mendapatkan penghasilan tetap ya baiknya tetap jadi pengawai saja karena kalau buka usaha sendiri itu hasilnya tidak tetap, terlebih diawal buka, kadang dapat kadang tidak. Nah kalau anda tidak siap dengan penghasilan yang tak pasti bisa-bisa nanti yang ada cuma gelisah dan gelisah. Kalau kata Geber sih “Mungkin diperlukan waktu berbulan-bulan untuk mendapatkan gaji pertama Anda,”

4. Tetap Nyaman Meski Disuruh-suruh
Bila memang anda merasa nyaman ketika disuruh ini itu dan menikmati itu ya udah tetap jadi pengawai aja. Karena mungkin anda memang bisa sempurna melaksanakan visi misi yang diberikan orang lain gitu, sementara itu kurang bisa mengolah ide sendiri gitu. Kalau kata Geber “Bahkan para pendiri yang introvert harus mampu mengatur arah perusahaan, mengembangkan strategi dan mendelegasikan tanggung jawab kepada karyawan atau kontraktor,”

Tapi kalau anda merasa bahwa jiwa anda berkebalikan dari hal-hal diatas ya mungkin anda lebih cocok jadi pengusaha ketimbang harus tetep bertahan menjadi pegawai gitu. Berwirausaha memang sekilas terkesan enak-enakan gitu, tapi ya itu tadi kadang tak semua orang itu pas atau cocok berwirausaha. Terkait cocok atau tidak anda jadi pengusaha tentu anda sendiri yang tau, karena hanya anda sendiri yang tau apa yang dimau diri anda, kalo anda sendiri tidak tau apa yang anda mau ya gimana gitu.


salam hormat dariku,
widha utawi idha


7/30/2013

Tas Kerajinan Bahan Serat Alami

Tas yang biasa digunakan setiap hari itu beragam ada yang terbuat dari kulit sapi, ular dan sebagainya. Ada juga yang Tas Kerajinan Bahan Serat Alami sehingga lebih ramah lingkungan dan model tasnya pun tak kalah cantik bahkan justru lebih menarik. Bagi anda pencinta tas mungkin anda perlu mencoba mengoleksi tas kerajinan Jogja dari serat alami.

Dengan harga yang sangat terjangkau anda bisa mengoleksi tas etnik dari bahan serat alami itu lebih dari satu, sehingga bisa untuk gonta-ganti dilain kesempatan. Anda tetep bisa tampil nyentrik dengan balutan tas etnik dengan model yang berbeda namun sama-sama produk yang ramah lingkungan karena terbuat dari serat alami.

Tas kerajinan Jogja dari serat alami itu apa saja? ada yang dari enceng gondok, pandan, agel, bahkan dari lidi hingga batok kelapa dan masih banyak lagi yang lainnya dimana itu semua alami dan mudah didapat serta tidak mencemarkan lingkungan justru mengolahnya menjadi produk yang lebih bernilai yakni berupa tas kerajinan jogja produk Indonesia.

Untuk membeli produk aneka tas etnik dari bahan serat alami anda tidak perlu ribet kemana-mana, karena bisa membeli secara online di http://anekatasetnik.blogspot.com ada banyak model tas etnik bahan serat alami yang bisa anda pilih sesuai selera anda.

salam hormat dariku,
widha utawi idha

3/01/2011

PERIKLANAN BERDASARKAN TAHAPAN DAUR HIDUP PRODUK

'Blognya Mbak Widha'kembali untuk posting seputar periklanan, sekarang ambil tema seputar PERIKLANAN BERDASARKAN TAHAPAN DAUR HIDUP PRODUK. Produk-produk melalui sejumlah tahap yang dikenal dengan daur hidup produk (Product Life Cycle). Sebuah produk apakah masih berada pada Tahap Perkenalan, ataukah sudah memasuki Tahap Pertumbuhan, atau justru sudah berada pada Tahap Kedewasaan, atau justru berada pada Tahap Penurunan Kembali.Setiap tahapan dalam daur hidup produk membutuhkan kegiatan periklanan tersendiri Masing-masing tahapan dalam daur hidup produk menentukan tahapan periklanan yang memiliki karakteristik yang khas pula. Perhatikan tabel berikut:

Tahapan Daur Hidup Produk........Tahapan Periklanan
Tahap Perkenalan.................Tahap Perintisan
Tahap Pertumbuhan................Tahap Kompetitif
Tahap Kedewasaan.................Tahap Retentif
Tahap Penurunan Kembali..........Berhenti atau masuk ke Tahap Perintisan Baru

1. Tahap Perintisan
Tahap Perintisan adalah tahapan periklanan ketika sebuah produk baru diperkenalkanSebuah produk baru, sekalipun sangat revolusioner tidak berarti bisa memaksa konsumen untuk menunjukkan minat.. Sepanjang orang belum menghargai kenyataan bahwa mereka membutuhkan produk tersebut, maka produk tersebut dalam daur hidup produk berada dalam Tahap Perkenalan.
Iklan pada tahapan ini harus memperkenalkan gagasan yang membuat konsepsi-konsepsi sebelumnya tampak kuno atau metoda lama yang hingga saat ini masih diterima sekarang telah dikembangkan. Iklan pada tahapan ini harus memberitahukan keuntungan-keuntungan baru untuk menciptakan permintaan. Iklan harus lebih sekedar menyajikan sebuah produk, tapi sekaligus harus mampu menanamkan kebiasaan baru, mengubah kebiasaan, mengembangkan pemakaian baru, atau bahkan mengusahakan standar hidup baru. Iklan harus menjual aspek umum dari produk dan mengajari tentang apa yang dilakukan produk. Selama sasaran belum memahami dengan jelas manfaat produk, periklanan harus menekankan kegunaan bukan keuntungan-keuntungan dibanding pesaing. Suatu usaha sia-sia mencoba memperoleh keuntungan kompetitif dari produk lain ketika minat belum terbentuk.Jika dianalogikan dengan kelahiran bayi, upaya seperti ini tak ubahnya seperti melahirkan bayi premature.
Pada tahapan ini iklan biasanya mereferensi terhadap kemajuan waktu, seperti “Sekarang anda dapat melakukan ini”, Akhirnya anda dapat melakukan itu” sebagai langkah antisipasi terhadap pertanyaan “Untuk apa produk ini?” Tahap ini tidak selalu menguntungkan produsen, karena harus melakukan promosi besar-besaran, harus memperluas distribusi, menciptakan percobaan konsumen, dan meningkatkan pasar geografis..Banyak hal harus dilakukan dan banyak biaya yang harus dipertaruhkan. Sungguh! Sebenarnya banyak sekali produk yang tidak bisa bertahan. Mereka akhirnya menyerah sebelum sempat populer (Contoh: Taranasiku) Namun ketika memperoleh keberhasilan, satu atau lebih pesaing segera melompat ke dalam pasar. Para pengekor lazim turut bermain, ikut ambil bagian, berupaya mencicipi keuntungan.
Beberapa diantara mereka bahkan tidak sungkan untuk latah berusaha menyerupai atribut para perintis dari mulai nama merk, bentuk dan warna kemasan, logotype, dsb ( perhatikan AQUA dengan AQUARIA, AQUADEST, atau OREO dengan RODEO, dll) . Keuntungan menjadi perintis pada umumnya menjadi pemimpin pasar. Dalam benak sasaran nama perintis yang pertamakali muncul. Bahkan demikian populernya para perintis, kenyataan menunjukkan, nama merk kerapkali menjadi pengganti nama produk. Contoh Aqua untuk produk air mineral, Pampers untuk produk popok bayi, Softex untuk produk pembalut wanita, Sanyo untuk produk pompa air, dll

2. Tahap Kompetitif
Tahap Kompetitif adalah tahap periklanan yang dicapai oleh sebuah produk ketika kegunaannya yang umum dikenali tetapi superioritasnya di atas merek-merek yang sama harus dibentuk agar memperoleh preferensi. Produk yang diterima oleh umum akan menimbulkan persaingan dengan masuknya produk-produk pengekor. Konsumen sudah mulai tahu dan kenal apa produk dan bagaimana menggunakannya, tapi merek mana yang akan mereka beli?
Perintis memiliki keuntungan kepemimpinan (advantage of leadership). Pada tahapan ini kegiatan periklanan bertujuan untuk mengkomunikasikan perbedaan produk kepada konsumen. Periklanan harus menampilkan keistimewaan produk yang membuatnya lebih baik dari yang lain. Pada tahapan ini periklanan tidak perlu lagi menguraikan kegunaan produk. Upaya menjelaskan kegunaan produk pada tahap kompetitif terkesan tidak percaya diri.

3. Tahap Retentif
Tahap Retentif adalah tahap periklanan ketika kegunaan produk yang umum dikenal di mana-mana dan kualitasnya sepenuhnya dihargai. Tahap ini adalah tahapan dimana produk mencapai Kedewasaan dan memberikan keuntungan yang paling memuaskan. Tidak banyak produk yang bisa mencapai tahap ini. Oleh sebab itu iklan lebih diarahkan untuk berupaya menahan perlindungan terhadap kekuatan prestasi yang telah dicapai.
Pengiklan yang telah memiliki produk dalam tahap ini seringkali keliru:
“Setiap orang telah mengenal produk kami, mereka sudah beli, lalu buat apa kami beriklan?”
Namun, sejarah menunjukkan merk yang sukses lalu tidak beriklan, dengan segera konsumen akan melupakan dan posisi kepemimpinan pasar akan segera digantikan oleh pesaing (Bayangkan jika Coca Cola berhenti beriklan apa yang terjadi dengan Pepsi Cola)
Pengiklan yang cerdik akan menahan pelanggan dengan memelihara agar merk selalu mereka ingat. Iklan pada tahapan ini biasanya berupa Reminder Ad. yaitu iklan yang sekadar mengingatkan konsumen akan keberadaan merk tersebut. Biasanya iklan hanya bersifat visual, hanya memuat nama/brand dengan illustrasi yang dominan. Atau bermain dengan warna brand yang khas. Kalaupun ada Copy umumnya memuat sedikit kata yang ditulis dengan huruf besar atau tanpa teks sama sekali karena tidak perlu lagi banyak omong. Ketika konsumen telah menerima, menghargai, dan menggunakan produk, periklanan kompetitif tidak perlu dilakukan karena tidak ada gunanya.
Sasaran iklan pada tahap ini untuk mempertahankan pangsa pasar dan mencegah percobaan konsumen terhadap produk pesaing.
Produk-produk dalam tahap kedewasaan berada pada tahap paling menguntungkan. Tingkat pembelian berada pada puncaknya, biaya periklanan dapat ditekan karena hanya pengingatan, saluran distribusi telah tercipta. Itu sebabnya perusahaan suka mempertahankan selama mungkin.

4. Setelah Tahap Retentif
Kelangsungan produk tidak berhenti ketika mencapai tahap kedewasaan. Setelah produk berada pada puncak popularitasnya dan berada dalam tahap paling menguntungkan, seperti hukum alam, segala sesuatu yang baik selalu ada akhirnya. Produk dalam tahap Kedewasaan pun akan tiba waktunya pada tahap penurunan kembali
Dua pilihan strategi akhir Tahap Kedewasaan
1. Menganggap bahwa produk telah hidup lebih lama dari kehidupan pasar efektifnya dan telah memberikan keuntungan melampaui harapan, sehingga sebaiknya dibiarkan mati. Produk tidak perlu ditarik, dibiarkan berangsur-angsur habis di pasar, tapi tetap memberikan keuntungan, karena biaya lainnya berkurang, (iklan berhenti, biaya pengiriman ke jalur distribusi dihentikan, dsb). Manajemen lebih diarahkan untuk menciptakan produk inovatif lainnya. Strategi ini lazim bagi produk-produk seperti mode busana, bahan pakaian, asesoris
2. Berupaya tetap mempertahankan. Beberapa produk memang dirasa sayang jika kemudian dibiarkan. Terlebih jika peluangnya memang masih sangat terbuka.. Agar tidak terkesan usang, strategi yang paling umum diambil adalah melakukan beberapa perubahan inovatif: menambahkan sesuatu yang baru, mengubah kemasan, mengganti tagline,dsb. (perhatikan: Toyota Corolla, Corolla DX hingga Corolla Altis, atau Suzuki Carry, Carry Extra hingga Carry Futura atau Rinso, Rinso Warna, Rinso Higienis, Rinso Anti Noda, dst) Intinya Produsen tidak menerima produk harus mengalami kemerosotan, kemudian mengembangkan atau memperluas seolah-olah menjadi produk yang baru kembali, sehingga dalam daur hidup produk masuk pada tahap perkenalan kembali.Jika strategi ini yang dipilih maka iklan pun kembali masuk pada tahap perintisan kembali. Untungnya, bagi produk-produk yang pernah sukses di masa lalu, tahapan rintisan “wajah baru” biasanya tak serepot rintisan yang pertama kali. Sekalipun begitu, tidak ada jaminan produk “wajah baru” mampu mengulang sukses yang pernah diraih sebelumnya.

Sekiranya sikian cukup, lanjut lagi dilain postingan, dan jika butuh promosi bisa melalui Jasa Review Musah di BMW, promosinya sederhana tapi Jelas!



salam hormat dariku,
widhawati

2/27/2011

Kelebihan dan Kelemahan Media Iklan

Sebelumnya 'Blognya Mbak Widha' sudah mengulas tentang Media Iklan dan Macamnya dan juga tentang Pemilihan Media Iklan, kini saatnya memasuki tema Kelebihan dan Kelemahah Media Iklan. Media iklan banyak macamnya baik yang cetak ataupun audio, dan masing-masing pasti ada kelebihan dan kekuranganya. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kelemahan dari berbagai macam media.

KELEBIHAN SURAT KABAR:
a. Relatif lebih murah
b. Sangat fleksibel
c. Dapat dinikmati lebih lama
d. Penerimaan yang luas
e. Ketepatan waktu
f. Dipercaya
g. Terdapat nilai berita dan bersifat segera
h. Identifikasi penyalur lokal
i. Pemasangan cepat

KELEMAHAN SURAT KABAR:
a. Mudah diabaikan dalam jangka waktu yang pendek
b. Cepat basi
c. Mutu reproduksi kecil
d. Penerusan ke audiens berikutanya kecil
e. Kurang selektif secara demografis
f. Fasilitas warna terbatas
g. Tarif berbeda untuk tingkat lokal dan nasional

KELEBIHAN MAJALAH
a. Dapat dinikmati lebih lama
b. Pembacanya lebih selekstif
c. Dapat mengemukakan gambar yang menarik
d. Pilihan geografis dan demografis tinggi, menjangkau banyak pembaca
e. Usia iklan relatif lama

KELEMAHAN MAJALAH
a. Biaya relatif lebih tinggi
b. Flesibelitas rendah
c. Pembinaan pembaca lambat
d. Kurang bersifat mendorong dibandingkan dengan TV
e. Kurang segera
f. Harus daftar lama sebelumnya
g. Bukan media yang berfrekuensi tinggi
h. Ada peredaran yang sia-sia

KELEBIHAN TELEVISI
a. Dapat dinikmari oleh siapa saja
b. Waktu dan acara siarannya sudah tentu
c. Dapat memberikan kombinasi antara suara dengan gambar
d. Bergerak
e. Jangkauan luas
f. Merupakan media yang bersifat mendorong
g. Kesegaran pesan
h. Bersifat hiburan

KELEMAHAN TELEVISI
a. Biaya relatif lebih tinggi
b. Hanya dapat dinikmati sebentar
c. Kurang fleksibel
d. Demografis kurang selektif


KELEBIHAN RADIO
a. Biaya relatif rendah
b. Dapat diterima oleh siapa saja
c. Dapat menjangkau daerah yang luas
d. Selektif secara demografis
e. Frekuensi tinggi

KELEMAHAN RADIO
a. Waktu terbatas
b. Tidak dapat mengemukakan gambar
c. Pendengar sering kurang mendengarkan secara penuh karena sambil melakukan aktifitas lain
d. Kekacauan siaran iklan

KELEBIHAN SURAT LANGSUNG
a. Audient terpilih
b. Fleksibel
c. Tidak ada persaingan
d. Iklan dalam media yang sama

KELEMAHAN SURAT LANGSUNG
a. Biaya relatif tinggi
b. Mempunyai citra sebagai surat sampah

KELEBIHAN BROSUR
a. Lentur
b. Sangat terkendali
c. Biaya relatif rendah
d. Peluang interaktif

KELEMAHAN BROSUR
a. Produksi yang berlebihan bisa menyebabkan biaya yang sia-sia

KELEBIHAN RUANG TERBUKA
a. Pengulangan paparan tinggi
b. Biayanya relatif rendah
c. Persaingannya rendah

KELEMAHAN RUANG TERBUKA
a. Tidak ada pilihan audient
b. Kreatifitas terbatas

Sekiranya sikian cukup terkait Kelebihan dan Kelemahan Media Iklan, sambung lagi dilain postingan.

Butuh souvenir payung untuk sarana promosi yang unik? pesan ditempatku aja ya murah loh. *eaaa... malah promosi hahaha...

salam hormat dariku,
widhawati

1/22/2011

Bisnis Model MLM(MULTI LEVEL MARKETING)

Bisnis Model MLM(MULTI LEVEL MARKETING) merupakan model bisnis yang sudah ada sedari dulu, cara kerjanya dengan member get member alias satu orang mencari orang yang lainnya untuk mengikuti bisnis yang bersangkutan sehingga posisi orang baru itu dibawah satu tinggat dari orang yang mengajaknya bergabung. Semakin banyak orang yang berhasil diajaknya untuk bergabung maka akan semakin banyak pula penghasilan yang ia dapatkan. Iming-imingnya begitu menggiurkan, tawaran penghasilannya jutaan bahkan miliyaran, semakin banyak bawahannya akan semakin tinggi jabatannya sehingga tanpa susah-susah lagi uang sudah mengalir yang bersusah-suah adalah member yang berada diposisi paling bawah. Bisnis Model MLM(MULTI LEVEL MARKETING) beragam bentuknya, ada yang dengan jualan obat-obatan, jualan pulsa, jualan kosmetik, dan lainya dengan tawaran bonus yang sedemikian rupa dan menggiurkanya agar orang-orang tertarik untuk bergabung. Tidak hanya bisnis offline saja yang memakai system MLM, banyak juga bisnis online yang memakai sitem ini.

Sebagain besar Bisnis Model MLM(MULTI LEVEL MARKETING) tak bertahan lama, bahkan banyak pula yang spam atau penipu. Bisnis macam MLM datang dan pergi dengan tampilan yang berbeda namun modelnya tetep sama yaitu member get meber. Bagi orang yang mempunyai koneksi yang banyak dan pandai merayu tentu bisnis seperti ini amat menyenangkan. Orang-orang yang mengikuti model ini tentu seringkali mengadakan pertemuan atau brifing, dalam pertemuan tersebut akan digembor-gemborkan iming-iming agar supaya para member semakin tertarik dan semakin semangat untuk mencari atau mengajak orang lain untuk ikut bergabung.

Aku sendiri mendengar Model binis MLM sedari awal kuliah ditahun 2005an, Cuma sebatas mendengar saja tidak ikut-ikutan. Kebetulan ada teman yang ikut dan aku perhatikan ia rajin keluar mengikuti pertemuan-pertemuan. Sejak pertama aku mendengar aku sudah tak tertarik, karena dengan iming-iming yang mewah itu jadi buatku tak menarik lagi, mungkin bagi orang lain tawaran yang menggiurkan itu sangat menggodanya tapi tidak dengan aku, karena aku pikir-pikir ya itu tadi: “Bisnis Model MLM(MULTI LEVEL MARKETING) tak bertahan lama, bahkan banyak pula yang spam atau penipu”. Meraka datang silih berganti dengan nama yang berbeda namun sitemnya sama yaitu MLM(MULTI LEVEL MARKETING). Bankan model bisnis MLM ini sudah membuming hingga pedesaan. Status halal tidaknya Model Bisnis MLM banyak diperbincangkan, menurut aku tergantung kepercayaan masing-masing saja, jadi aku tak ikut ribut-ributan. Apapun modelnya memang beginilah dunia bisnis, keberadaanya amat memerlukan terobosan-terobosan yang menarik untuk sekedar bertahan atau berkembang.

salam hormat dariku,
wong_anTeng


12/17/2010

Kisah Sukses Pendiri Apple

Kisah Sukses Pendiri Apple

Berikut Kisah Sukses Pendiri Apple: Cerita sukses tak selalu bermula dari ide besar. Banyak sukses yang justru lahir dari gagasan sepele. Ada juga yang menangguk untung besar lantaran kelihaiannya mengadopsi dan meniru temuan orang lain. Tetapi tak sedikit juga yang meraih sukses karena keberaniannya menanggung risiko dan kreativitasnya dalam melakukan inovasi terhadap sesuatu yang sudah ada.

Dalam bukunya, Emily Ross & Angus Holland mengisahkan hal ini cukup menarik. Ia juga memilah-milah kisah sukses atas dasar sejarah dan kecenderungannya, sehingga mempermudah pembaca untuk memahami. Sebagai contoh adalah kisah-kisah sukses yang diraih karena kekuatan adaptasi modelnya. Ross & Holland menyebutkan Starbucks yang berevolusi dari hanya sebuah toko penjual biji kopi, dan Coca Cola yang berjaya setelah dikemas dalam botol.

Keberanian mengambil risiko oleh para kreator dan inovator juga menjadi kisah tersendiri. Keberhasilan Apple menjadi salah satu contoh besarnya. Sang penemu, Steve Wozniak, sempat ditolak ketika mengajukannya ke Hewlett-Packard (HP). Ia kemudian menyodorkannya kepada Steve Jobs yang kemudian menjadi mitranya. Dengan modal uang dari hasil menjual mobil VW milik Wozniak dan kalkulator HP milik Jobs, mereka membiayai desain pertama Apple saat Jobs berusia 21 tahun dan Wozniak lima tahun lebih tua. Siapa sangka kalau kini Apple menjelma menjadi sebuah usaha besar di dunia.

Sementara itu banyak juga sukses besar yang bermula dari gagasan sepele. Liquid Paper adalah salah satu contohnya. Produk ini bermula dari kebingungan sang penemunya, Bette Graham. Saat itu, seorang ibu yang bekerja sebagai sekretaris ini kerap stres lantaran pekerjaannya dalam mengetik. Bayangkan, bagaimana pusingnya dia ketika harus membuat hasil ketikannya rapi dan bersih, sementara ketikannya kerap salah.

Suatu ketika tanpa sengaja dia melihat seorang tukang cat tengah mengecat. Tukang cat itu ternyata tak sengaja menodai hasil kerjanya. Untuk membersihkannya, pengecat itu kemudian menimpa noda itu dengan cat putih.

Dari situ, Graham terpikir untuk melakukan hal serupa. Dia mencoba menggunakan cat tempera putih berbahan dasar air dan kuas tipis untuk menutup kesalahan ketiknya. Ternyata berhasil. Pada tahun 1957 ketika teman-temannya mengetahui hal ini, Graham mulai mengomersialkan, hingga mampu menjual sekitar 100 botol per bulan. Hebatnya, 15 tahun kemudian, perusahaan yang didirikan berhasil menjual sedikitnya lima juta botol per tahun.

Yang tak kalah menarik adalah sukses besar yang terjadi karena kecerdikannya dalam mengadopsi ide orang lain. Contohnya Dietrich Mateschitz yang mengubah tonik menyehatkan asal Thailand, si kerbau air merah alias Krating Daeng, menjadi manis dan berbuih yang cocok untuk orang-orang Austria. Ia lantas mengemasnya lebih menarik dalam kaleng ramping, dan memberinya merek Red Bull. Dengan klaim sebagai ‘minuman cerdas’ yang mampu meningkatkan kinerja seseorang, Red Bull menangguk sukses besar. Pada tahun 2006, penjualannya mencapai 3,5 miliar dolar AS, dan kini diperkirakan jauh melebihi angka itu.

Sukses juga bisa terjadi pada seseorang yang memiliki kemampuan berinovasi dan melakukan eksekusi lebih baik terhadap ide yang sudah ada. Michael Dell adalah salah satu contohnya. Ia berhasil menembus industri yang memuja inovasi tanpa membuat inovasi dengan tangannya sendiri. Dia mulai membangun komputer rakitan di kamar kosnya dan menjualnya dengan harga relatif murah melalui pos. Kini, siapa tak kenal komputer Dell?

Langkah sama terjadi pada Sergey Brin dan Larry Page. Ia melakukan inovasi yang serupa, sehingga Google-nya kini sukses menyaingi mesin pencari yang lebih dulu ada, seperti Yahoo!, Alta Vista, dan Lycos.

Dalam buku ini juga diungkapkan tentang para penemu yang kurang beruntung. Sebaliknya keuntungan justru dinikmati orang lain. Salah satu contoh adalah Coco Chanel. Ketika parfum pada umumnya dibuat dengan satu jenis bunga, Coco menemukan ramuan parfum yang luar biasa: hasil perpaduan beberapa jenis bunga yang kemudian menghasilkan Chanel No. 5. Tapi sayang, akibat kesulitan modal, Coco haus berkongsi dengan keluarga Pierre Wertheimer, yang mempunyai infrastruktur untuk memproduksi parfum berskala besar. Hasilnya? Keluarga Wertheimer yang justru menikmati kekayaan, bahkan hingga cucunya yang sekarang.

Seratus jurus sukses bisa menjadi inspirasi bagi pembaca, bahwa sukses besar bisa terjadi pada siapa saja dan dengan cara apa saja. Yang penting adalah ketekunan dan keberanian dalam menghadapi risiko.

Anda pasti mengenal produk Mac, iPod, dan yang terakhir iPhone. Ketiga produk itu adalah brand yang sangat terkenal dari perusahaan Apple Inc. Bahkan, Apple saat ini dianggap sebagai salah satu perusahaan paling berpengaruh dalam perkembangan teknologi dunia. Lantas, apa sebenarnya kunci sukses dari Apple dalam menciptakan inovasi teknologi tersebut?

Adalah sosok Steve Jobs, sang pendiri Apple lah yang memiliki visi jauh ke depan sehingga membuat Apple menjadi perusahaan yang sangat disegani hingga kini. Namun, jika menengok kisah Steve, kita sebenarnya bisa melihat betapa ia adalah sosok pengagum kesederhanaan dan keindahan. Inilah dua kunci dasar - selain visinya ke depan - yang membuat Apple berhasil mematahkan dominasi Microsoftnya Bill Gates.

Bagi Anda yang sudah akrab dengan beberapa produk Apple, pasti segera tahu betapa produk Apple sangat sederhana dan user friendly. Namun, meski sederhana, bentuknya sangat elegan. Inilah yang membuat Apple selalu punya penggemar fanatik. Tentu, hal ini tak bisa lepas dari sentuhan tangan dingin sang pendiri, Steve Jobs.

Steve Jobs lahir pada 24 Februari 1955 dari seorang ibu berkebangsaan Amerika, Joanne Carole Schieble, dan ayah berkebangsaan Syria, Abdulfattah "John" Jandali. Namun, saat dilahirkan, ia segera diadopsi oleh pasangan Paul dan Clara Jobs. Sejak kecil, Jobs sudah menunjukkan ketertarikannya pada peranti elektronik. Bahkan, dia pernah menelepon William Hewlett - presiden Hewlett Packard - untuk meminta beberapa komponen elektronik untuk tugas sekolah. Hal itu justru membuatnya ditawari bekerja sambilan selama libur musim panas. Di Hewlett-Packard Company inilah ia bertemu dengan Steve Wozniak, yang jadi partnernya mendirikan Apple.

IQ-nya yang tinggi membuat Steve ikut kelas percepatan. Tapi, ia sering diskors gara-gara tingkahnya yang nakal - meledakkan mercon hingga melepas ular di kelas. Di usianya yang ke-17, ia kuliah di Reed College, Portland, Oregon. Namun, ia drop out setelah satu semester. Meski begitu, ia tetap mengikuti kelas kaligrafi di universitas tersebut. Hal itulah yang membuatnya sangat mencintai keindahan.

Tahun 1974 ia kembali ke California. Ia bekerja di perusahaan game Atari bersama Steve Wozniak. Suatu ketika, Steve Jobs tertarik pada komputer desain Wozniak. Ia pun membujuk Wozniak untuk mendirikan perusahaan komputer. Dan, sejak itulah, tepatnya 1 April 1976, di usinya yang ke-21, Steve mendirikan Apple Computer. Singkat cerita, kisah sukses segera menjadi bagian hidupnya bersama Apple.

Namun, saat perusahaan itu berkembang, dewan direksi Apple justru memecat Steve karena dianggap terlalu ambisius. Sebuah pemecatan dari perusahaan yang didirikannya sendiri. Meski sempat merasa down, karena kecintaannya pada teknologi, ia pun segera bangkit. Steve mendirikan NeXT Computer. Tak lama, ia pun membeli perusahaan film animasi Pixar. Dari kedua perusahaan itulah namanya kembali berkibar. Hal ini bertolak belakang dengan apa yang terjadi pada Apple. Perusahaan itu justru di ambang kebangkrutan.

Saat itulah, Steve kembali ke Apple, hasil dari akuisisi Apple terhadap NeXT. Banyak orang yang meramalkan Steve tak kan lagi mampu mengangkat Apple. Steve menanggapinya dengan dingin. "Saya yakin bahwa satu hal yang bisa membuat saya bertahan adalah bahwa saya mencintai apa yang saya lakukan. Kita harus mencari apa yang sebenarnya kita cintai. Dan adalah benar bahwa pekerjaan kita adalah kekasih kita. Pekerjaan kita akan mengisi sebagian besar hidup kita. Dan satu-satunya jalan untuk bisa mencapai kepuasan sejati adalah melakukan apa yang kita yakini," sebut Steve.

Kecintaan inilah yang mengantarkan Steve kembali mengorbitkan Apple ke jajaran elit produsen alat teknologi papan atas. iPod dan iPhone saat ini menjadi produk yang sangat laris di pasaran. Visinya ke depan juga membuat iTunes, sukses jadi toko musik digital paling sukses di dunia. Ia menjawab keraguan orang dengan kerja nyata dan hasil gemilang. Bentuk indah, elegan, sederhana, namun powerful, menjadi ciri khas produk Apple hingga saat ini.

Kecintaan kita pada apa yang kita lakukan akan menjadi jalan kita menuju kesuksesan. Hal itulah yang dibuktikan oleh sosok Steve Jobs. Bahkan, meski ia sempat terpuruk dan "diusir" dari perusahaannya sendiri, kecintaannya pada teknologi membuatnya kembali. Inilah bukti nyata bahwa jika kita mencintai pekerjaan kita dengan sepenuh hati, hasil yang dicapai pun akan jauh lebih maksimal.

sumber: RayaBogor

salam hormat dariku,
wong_anTeng

Prinsip Prinsip Menuju Wirausaha Sukses

Prinsip Prinsip Menuju Wirausaha Sukses

Seorang entrepreneur atau pengusaha dalam menjalankan segala bentuk bisnis dan usahanya segalanya mengarah pada sebuah kesuksesan. Diluar setrategi pemasaran dan sebagainya, seorang entrepreneur yang ingin memasuki gerbang kesuksesan harus memiliki beberapa pripsip yang menunjang kesuksesan.  Berikut adalah Prinsip Prinsip Menuju Wirausaha Sukses:


  *Berani Mengambil Resiko
Dalam hidup ini selalu ada risiko yang harus kita hadapi baik risiko kecil maupun risiko besar. Setiap tindakan apapun yang kita lakukan mengandung risiko-risiko tertentu bahkan untuk aktifitas sesederhana sekalipun. Saat kita berjalan kaki ada risiko jatuh terpeleset karena menginjak kulit pisang, atau risiko tertabrak mobil. Begitupula ketika mengendarai mobil, sekalipun dengan kecepatan pelan bisa saja kita menabrak orang atau sepeda motor yang mendadak lewat atau berhenti di depan kita atau mungkin saja kita ditabrak mobil lainnya dari belakang.

Resiko selalu menghadang langkah kita dan datangnya bisa darimana saja. Faktor resiko ini secara nyata dapat kita lihat pada olahraga maut seperti balap mobil. Setiap detik seorang pembalap mobil menghadapi resiko-resiko kecelakaan karena saling senggolan, ban pecah, rem blong, tergelincir, kerusakan mesin, dan sebagainya yang bisa berakibat baik cacat fisik atau kematian. Profesi-profesi tertentu juga mempunyai risiko yang tinggi seperti pilot, penambang batubara atau teknisi pengeboran lepas pantai.

Demikian pula dengan penusaha yang setiap saat menghadapai sejumlah resiko. Namun sikap pengusaha terhadap resiko berbeda dengan seorang pejalan kaki atau pengendara mobil. Pejalan kaki atau sopir mobil tidak melihat dirinya sebagai seorang pengambil resiko (Risk Taker). Mereka tidak memposisikan diri untuk mengambil risiko dan mereka sangat tidak senang bila terjadi kecelakaan yang menimpa diri mereka. Mantan juara balap mobil dunia, Jackie Stewart, sama sekali tidak senang untuk mengambil risiko dan bahkan ia membencinya.

Pengusaha menyadari sepenuhnya bahwa dirinya seorang pengambil resiko dan menyenanginya. Ini sangat berbeda dengan sikap seorang penjudi. Bagi penjudi resiko itu lebih diartikan sebagai menang dan kalah. Setiap kali menang dia akan terus melipatkan jumlah taruhannya dan dia tidak mengetahui pada saat kapan dia berhenti karena judi hanyalah permainan dan sama sekali tidak ada unsur perencanaan dan perhitungan-perhitungan didalamnya. Dalam kenyataannya tidak ada seorang pun yang sukses karena judi.

Seorang pegusaha menilai resiko itu sebagai untung dan rugi. Dia menyadari betul bahwa apa pun yang ia lakukan selalu ada resikonya. Dia memandang risiko sebagai pesona hidupnya dan tidak takut untuk menghadapi tantangan dari resiko yang diambilnya. Ini berkaitan erat dengan keberaniannya dalam mengambil keputusan.
Namun berbeda dengan orang lain, pengusaha-pengusaha memiliki persiapan- persiapan yang matang sebelum mengambil resiko. Dia sudah memiliki pengetahuan yang kuat dan matang untuk mengukur sejauh mana dan seberapa besar resiko yang akan dihadapinya. Setiap keputusan untuk melakukan suatu tindakan usaha selalu didasarkan pada perbandingan antara resiko dan keuntungan serta meminimalisasikan kerugiannya. Sejak awal dia mampu membuat perkiraan-perkiraan resiko yang akan terjadi pada waktu yang akan datang.

Resiko yang dihadapi pengusaha sangatlah beragam dan bisa muncul dalam berbagai tahap usaha mulai dari tahapan perintisan usaha, membangun usaha sampai mengembangkan usaha. Ada resiko yang berkaitan dengan modal yang ditanam, ada resiko apakah pasar atau pelanggan mau menerima produk atau jasa, ada resiko apakah harganya bersaing dengan produk atau jasa lain, ada resiko persaingan dengan pengusaha lain, ada resiko apakah proses produksinya efisien dan efektif, ada risiko sumber daya manusianya dibajak (hijack) oleh orang lain. Pengusaha juga menghadapi resiko-resiko lain yang diluar perhitungannya seperti resiko resiko lainnya yang di luar perhitungannya seperti resiko perubahan iklim politik, krisis moneter yang berakibat pada tingginya tingkat suku bunga bank, perubahan Undang-undang, dan lainnya.

Misalnya dengan uang satu milyar rupiah seorang pengusaha bisa memutuskan untuk membeli dua buah ruko (Rumah Toko) atau menyewa 5 ruko untuk mengembangkan usahanya. Harga ruko memang bisa naik dari tahun ke tahun tapi dengan sewa 5 ruko kapasitas produksi perusahaan menjadi lebih besar.

Sebelum mengambil keputusan untuk mulai usahanya, pengusaha melakukan analisa dan perhitungan secara terinci untuk mengurangi resiko kerugiannya. Dia akan menghitung seberapa besar keuntungannya, berapa modal yang dibutuhkan, berapa orang (sumber daya manusia) yang diperlukan, apa saja saran dan alat yang dibutuhkan dan lain-lain.

Untuk dapat melakukan itu semua maka seorang pengusaha senantiasa berusaha untuk meningkatkan pengetahuan, menambah referensi bacaan, wawasan, dan pengalamannya. Dia akan mempelajari buku-buku pengetahuan tentang pengetahuan tentang marketing, SDM, manajemen, penjualan, dan sebagainya. Bukanlah hal yang berlebihan bila banyak pengusaha yang meneruskan pendidikan formalnya seperti mengambil program MBA atau mengikuti kursus-kursus ketrampilan tertentu sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuannya. Selain itu banyak pula pengusaha sukses yang berasal dari profesional berpendidikan tinggi.

Untuk menambah wawasan dan pengalaman, pengusaha tidak segan atau malu untuk belajar dari pengusaha lainnya yang lebih berpengalaman dan telah meraih suatu sukses. Dia berusaha keras untuk memperbanyak relasi-relasi usahanya dan bergaul dengan lingkungan yang sukses. Mengangkat seorang direktur yang ternyata korupsi, mengambil suatu proyek yang ternyata rugi, atau program marketing yang tidak tepat, dapat diantisipasi sebagai hasil belajar dari pengalaman pengalaman tadi.
Sikap pengusaha tidak harus takut menghadapi persoalan persoalan yang pernah terjadi dan dia selalu mengambil hikmah atau manfaat dari resiko kegagalan tersebut. Dia mempelajari dimana letak kesalahan atau kegagalannya sehingga tidak terjatuh pada lubang yang sama. Pengusaha tidak menghindari risiko karena dengan sikap ini berarti dia tidak berbuat apa-apa. Pengusaha juga tidak lari dari risiko karena hanya akan melahirkan risiko-risiko lainnya yang lebih berat.

*Mempunyai Kepercayaan Diri yang Kuat
Apa yang melandasi seseorang untuk berani mengambil resiko, berambisi, melakukan pekerjaan yang lebih berat, menghadapi ujian sekolah, menantang juara dunia, dan sebagainya? Pastilah orang itu mempunyai kepercayaan diri yang kuat. Dia percaya dan yakin bahwa apa yang dia lakukan itu akan berhasil sesuai dengan harapannya. Bahkan dengan kepercayaan diri yang kuat, seperti kata orang bijak, kita bisa memindahkan gunung.

Orang-orang yang sukses pada dasarnya memiliki rasa percaya diri yang kuat. Thomas Edison, penemu bola lampu listrik, meskipun gagal dalam ratusan kali eksperimennya dan bahkan laboratorium hampir ludes terbakar api, tetap percaya bahwa percobaannya akan berhasil dan terbukti sehingga milyaran penduduk dunia saat ini merasakan manfaat dari kesuksesannya. Para ahli di NASA percaya bahwa ruang angkasa bisa dipelajari sehingga menghantarkan Neil Armstrong sebagai orang pertama yang mendarat di bulan.

Percaya diri, keyakinan kuat, atau optimisme memang merupakan dimensi psikologis manusia yang sukar dimengerti. Namun ia bukan sesuatu yang ajaib atau mistik sehingga mustahil dipelajari atau dikembangkan. Setiap orang punya kepercayaan diri, namun tidak semua orang mampu memupuknya. Tidak percaya diri, tidak yakin, berpikir negatif, mencari kambing hitam adalah manifestasi atau ciri-ciri orang yang tidak punya kepercayan diri.

Sebaliknya orang yang percaya diri akan tampak dari sikap dan perilakunya. Misalnya dia tetap menjaga kontak mata saat bicara dengan orang lain, berjalan lebih cepat dari rata-rata orang, mengkomunikasikan idenya secara cepat, teratur dan lancar, tidak meremehkan pendapat orang lain dan lainnya. Sikap orang yang percaya diri tetap optimis terhadap sesuatu yang sedang dikerjakannya dan mampu memvisualisasikan arah dan tujuannya dengan jelas.

Percaya diri merupakan salah satu ciri atau karakteristik utama dari pribadi pengusaha yang sukses. Hampir semua pengusaha mempunyai kepercayaan diri yang kuat dikarenakan begitu besarnya tantangan yang mereka hadapi dan begitu kompleksnya masalah yang harus mereka selesaikan. Pengusaha yang sukses adalah pribadi yang sukses dengan kepercayaan diri yang kuat.

Kepercayaan diri pengusaha bisa tumbuh karena naluri alamiah atau faktor genetis yang dimilikinya sejak lahir namun pada umumnya yang utama karena proses yang dia bentuk secara sadar berdasarkan pengalaman–pengalaman hidupnya. Setiap saat dia berusaha untuk membangun dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Pegusaha sukses percaya bahwa usaha yang dilakukannya merupakan keputusan yang tepat sehingga dia berani mewujudkannya secara nyata dan berhasil.

*Mempunyai Etos Kerja yang Baik
Setiap orang memiliki etos kerja yang berbeda sesuai dengan latar belakang pribadinya, nilai-nilai agama yang dianutnya, kondisi lingkungan dan alamnya, dan masyarakat sekitarnya. Etos kerja juga merupakan ciri yang membedakan satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lain.

Para sosiolog mendefinisikan etos sebagai sekumpulan ciri-ciri budaya, dengan mana suatu kelompok membedakan dirinya dan menunjukkan jati dirinya yang berbeda dengan kelompok-kelompok lain. Dalam pengertian lain etos adalah sikap dasar seseorang atau kelompok orang dalam melakukan kegiatan tertentu. Dengan demikian maka etos kerja merupakan sikap dasar seseorang dalam bekerja.

Manusia sebagai mahluk ekonomi mempunyai beragam kebutuhan baik yang bersifat materi maupun non materi. Kebutuhan materi misalnya kebutuhan akan makanan (pangan), pakaian (sandang), rumah (papan), kebutuhan biolgis, dan lainnya. Kebutuhan non materi seperti kebutuhan terhadap pendidikan, rasa aman, aktualisasi diri, prestasi, kekuasaan dan lainnya. Untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan inilah manusia bekerja.

Sejak zaman pra sejarah hingga zaman modern ini bekerja telah menjadi bagian hidup umat manusia. Nilai-niali agama apapun mengaruskan umatnya untuk giat bekerja. Manusia zaman dulu bekerja dengan mengandalkan kekuatan fisik tubuhnya dan peralatan trasdisional yang sangat sederhana seperti batu, tulang, dan lainnya. Kemudian dengan pengembangan akal pikiran dan kebudayaan manusia bekerja sejara lebih maju dengan menggunakan kekuata fisik, akal pikiran, dan teknologi yang lebih modern.

Meskipun sudah menjadi bagian hidup namun sikap seorang dalam bekerja tidak lah sama. Berbeda etos kerja ini mempengaruhi banyak hal seperti yang telah disebut diatas. Etos kerja orang dari pegunungan akan berbeda dari pesisir laut, etos kerja petani berbeda dengan pegawai negeri, etos kerja orang jawa berbeda dengan orang batak. Demikian pula etos kerja masyarakat Indonesia berbeda dengan etos kerja masyarakat jepang, masyarakat Cina, atau masyarakat Amerika.

Etos kerja ini merupakan ciri lain yang menonjol pada pribadi pengusaha dan setiap pengusaha memiliki etos kerja yang berbeda-beda. Namun jika dibandingkan dengan individu lain, perbedaan etos kerja pengusaha lebih banyak dipengaruhi oleh faktor yang bersumber pada pribadi pengusaha itu sendiri. Artinya etos kerja pengusaha terbentuk karena proses pengembangan potensi diri. Pengusaha yang sukses senantiasa meningkatkan potensi-potensi diri sehingga etos kerjanya pun makin tinggi.

Etos kerja diawali pada pembentukan keteladanan dimana disadari atau tidak hampir setiap sikap dan prilaku pengusaha menjadi sorotan atau secara luas. Setiap orang mempunyai penilaian-penilaian tertentu yang mungkin sama atau perbeda terhadap gerak gerik pengusaha. Penilaian tersebut bisa saja positif atau negatif. Pengusaha yang memberikan senyum sambil mengucapkan selamat pagi setiap datang ke kantor akan dinilai karyawannya sebagai pimpinan atau bos yang ramah dan penuh perhatian. Namun karyawan-karyawan akan menilainya sebagai pimpinan yang sombong dan kaku manakala pengusaha tidak menjawab sapaan mereka.

Dalam lingkungan sosial yang lebih luas pengusaha seperti halnya artis, pejabat, dan orang-orang penting lainnya merupakam figur publik yang kehidupan pribadinya tidak pernah luput dari sorotan masyarakat maupun pers. Opini yang terbentuk dimasyarakat sangat ditentukan oleh sikap dan prilaku pengusaha dalam kehidupan sehari-hari. Pengusaha yang selalu menolak proposal sumbangan dari panti asuhan atau karang taruna misalnya akan dinilai masyarakat sebagai pengusaha yang tidak memiliki tangung jawab social, sebaliknya masyarakat akan memuji pengusaha yang menyumbang pakaian atau beras bagi anak-anak yatim, mendanai pembangunan masjid atau sarana-sarana sosial.

Sikap dan perilaku positif pengusaha sudah tentu akan dinilai secara positif oleh orang lain. Demikian pula dengan kondisi sebaliknya. Pengusaha yang sukses memahami betul hal ini dan menyadari bahwa orang lain akan meneladani perilakunya. Orang seringkali menirukan disiplin diri dan kebiasaan-kebiasaan kerja seorang pengusaha baik itu yang positif maupun negatif. Jika ia disiplin terhadap waktu maka para manajer dan stafnya juga akan menghargai waktu, misalnya datang kerja lebih pagi, mengadakan rapat secara efisien, tidak berlama-lama ketika menelpon, menepati janji, dan lainnya. Namun kalau pengusaha itu berpakaian tidak rapi, gemar ngobrol waktu kerja, seringkali membatalkan rapat, atau makan siang berlama-lama, maka bawahannya pun akan meniru kebiasaan buruk tersebut. Oleh karenanya pengusaha selalu mengembangkan etos kerja yang berdasarkan pada karakter positif pribadinya. Jika mengacu pada pendapat Aristoteles maka pengusaha yang sukses terus membangun etos yang terdiri dari pikiran yang baik(good sense) moral yang baik (good moral character ) dan niat yang baik (good will).

Sifat keteladanan seorang pengusaha tumbuh karena adanya karakter pribadi yang konsisten pada niali-nilai positif. Baik dalam menjalankan usaha maupun dalam kehidupan sosial dia memegang teguh etika dan moral seperti jujur, adil, sopan, bermoral, dan setiakawan. Karakter dan watak seperti ini akan meningkatkan kredibilitas pengusaha di mata karyawan maupun masyarakat luas. Semakin tinggi kredibilitas pengusaha semakin dipercaya dan dijadikan teladan oleh banyak orang.
Faktor keteladanan lainnya mungkin dipengaruhi oleh kharisma yang dimiliki pengusaha. Sulit untuk mengartikan kharisma namun seorang pengusaha yang kharismatik mempunyai suatu sifat yang luas biasa sehingga mampu menarik dan mempengaruhi orang lain. Banyak orang berusaha untuk mengidentifikasikan dirinya seperti orang yang mempunyai kharisma tinggi yang dikaguminya.

Citra diri pengusaha juga termasuk faktor yang diperhatikan dan ditiru orang lain. Citra diri ini misalnya cara dia dalam berdandan, pemilihan warna dan corak baju yang dipakai, caranya bergerak gaya bicara, dan ekspresi wajah. Namun demikian pengusaha yang sukses akan mengembangkan citra yang sesuai dengan pribadinya yang percaya diri, semangat tinggi, dan ramah. Dan sebaliknya bukan berusaha membentuk citra yang memanipulasi pribadinya sehingga dia kehilangan identitas pribadi yang sebenarnya.

Dengan demikian keteladanan merupakan dimensi penting dalam etos kerja seorang pengusaha. Dalam segala hal pengusaha yang sukses haruslah menjaga sikap, perkataan, dan perilakunya karena setiap saat orang lain mengawasi atau menirunya. Pengusaha sekali dia melakukan tindakan negatif maka akan mengurangi atau menghilangkan kredibilitasnya. Dan semakin banyak orang yang akan menjadikannya sebagai teladan bila dia konsisten dengan sikap dan perilaku yang baik dan positif.

*Mempunyai Kekuatan Fisik dan Mental Kuat
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia dikaruniai dua dimensi yaitu dimensi jasmani dan dimensi rohani. Dimensi jasmani adalah keseluruhan aspek fisik dan biologisnya seperti mata, telinga, tangan, kaki, otot, urat, tulang, jantung, dan sebagainya. Dimensi rohani mencakup keseluruhan aspek manusia sebagai makhluk yang berakal, bertindak, berbahasa, dan belajar. Dimensi rohani juga mencakup nilai-nilai spiritual yaitu keimanan.

Setiap orang senantiasa berusaha untuk mencari keseimbangan antara dimensi jasmani dan dimensi rohani. Pepatah latin mengatakan men sana incopore sano atau didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat ketidak seimbangan dalam satu unsur saja dalam dimensi tersebut mengakibatkan ketidakstabilan orang. Misalnya orang yang sedang sakit gigi akan merasakan seluruh tubuhnya sakit dan marah terhadap orang lain. Kalau tangan kita dicubit maka sakitnya terasa keseluruh tubuh dan kita berusaha membalas cubitan itu. Demikian pula kalau kita sedang pusing atau stres maka makanpun tidak mau.

Oleh karenanya orang berusaha keras untuk menjaga kesehatan jiwa dan raganya. Untuk menjaga kesehatan raga dilakukan dengan memenuhi kebutuhan kalori dan olahraga sedangkan untuk menjaga kesehatan jiwa banyak cara ditempuh misalnya dengan rekreasi, mengikuti kegiatan agama, membaca buku, dan lainnya.
Bagi pengusaha kesehatan dan kekuatan fisik dan mental merupakan syarat utama dalam melakukan kegiatan usahanya. Dibandingkan dengan orang-orang kebanyakan, pengusaha termasuk orang yang memiliki daya tahan fisik dan mental yang kuat. Aktivitas sehari-hari pengusaha baik dilingkungan keluarga, lingkungan perusahaan, lingkungan sosial yang demikian padat dan kompleks menuntut stamina fisik dan mental yang prima.

Menyadari bahwa kesehatan itu tidak dapat dinilai harganya maka pengusaha yang sukses senantiasa mengatur gaya hidup sehatnya. Dia berusaha keras untuk menjaga vitalitas dan stamina dirinya supaya tetap sehat dan kuat baik yang mencakup fisik, mental, emosi dan spiritual. Dia tidak hanya secara rutin melakukan medical check up,tapi juga mengmbangkan aspek mental, emosi dan spiritual. Untuk menjaga kesehatan fisik, pengusaha biasanya mempunyai pola hidup fisik yang teratur yaitu :

- Menjaga konsumsi dan menu makanan dengan memperhatikan aspek kecukupan gizi dan kalori serta makan sayur-sayuran dan buah-buahan.
- Selalu mengontrol berat badan
- Mengkonsumsi vitamin secara tidak berlebihan
- Menghindari minuman keras berakohol
- Tidak merokok
- Menjaga kebugaran tubuh dengan olah raga yang teratur
Untuk menjaga kesehatan mentalnya, pengusaha berupaya Untuk mempertahankan keseimbangan mentalnya dengan memahami secara obektif kelebihan dan kekurangan dirinya. Umumnya untuk menghindari stres ini pengusaha melakukan beberapa langkah seperti berikut :

- Menghindari kelelahan yang parah dengan istirahat dan mengurangi beban kerja
- Tidur nyenyak secukupnya
- Membuat perencanaan dan analisis pekerjaan
- Membaca buku ringan

Sedangkan untuk menjaga kesehatan emosionalnya,pengusaha berusaha untuk membina hubungan emosional dengan orang lain. Sikap dan perilaku emosional cenderung dikurangi sehingga pengusaha menjadi pribadi yang menyenangkan dan mudah diajak kerjasama, tidak cepat tersinggung dan tidak egois atau mau menang sendiri. Dan yang juga penting pengusaha tidak mengabaikan aspek spiritual. Melalui kegiatan-kegiatan seperti meditasi akan memperkaya dimensi spiritual yaitu kekuatan batin, keteguhan, keyakinan dan optimisme.

(sumber: google)

salam hormat dariku,
wong_anTeng

Lapak Aneka Souvenir Promosi Widhadong

 









Konveksi Kaos Widhadong