2/21/2018

Memotret Momen Alami Untuk Relaksasi dan Inilah Alasan Kenapa Lebih Suka Pakai Kamera Ponsel!

Setiap orang tentu memiliki cara masing-masing untuk menenangkan diri atau melepaskan diri dari ketegangan, kelelahan, kebosanan dan semacamnya. Mungkin ada yang menempuh jalur piknik, berburu diskon di mall, mancing, dengerin musik dan lain sebagainya. Kalau soal dengar mendengarkan, aku biasanya dengerin musik tapi yang suara instrumen aja misal piano, gitar atau lainnya (di youtube banyak tuh, tinggal klik terus dengerin).




Atau kalau enggak gitu dengerin suara air mengalir dengan kicauan-kicauan burung atau hewan lainnya, ditelinga orang yang gak suka pasti kedengaran aneh karena hanya suara kemrucuk kresek-kresek cemruit gak jelas, tapi bagi-ku itu adem banget.


Memotret Momen Alami Untuk Relaksasi Tapi Kadang Justru Bikin Emosi

Kalau diluar dengar mendengarkan, aku biasanya suka mantengin alam sekitar, misal habis hujan keluar rumah lihat daun, ranting, pepohonan yang basih basah-basah gimana gitu. Sembari bawa hp jadul untuk memotret momen alami yang belum tentu nanti bisa dijumpai lagi. Ya kalau habis hujan sih paling suka motret buliran atau air yang akan menetes.

A post shared by Widha Utawi Idha (@widhawatitok) on


Tapi masalahnya kadang niat motret yang untuk relaksasi ini justru menumbuhkan jentik-jentik emosi, misal lagi fokus mau motret air yang hampir menetes terus tiba-tiba mak wusss…. Angin bertiup, daun goyang dan air yang hendak dipotret jadinya juga gak anteng atau bahkan si air keburu jatuh.

Dimata orang yang gak ngerti hal ini pasti dipandang aneh, karena ngapain gitu ngincengin dedaunan atau lelumutan kayak orang gak ada kerjaan. Tapi aku kalau motret pasti nyari suasana sepi, selain biar tenang juga biar gak kelihatan orang. (*kayak orang mau nyolong nunggu sepi… haha).

Aku lebih suka memotret momen alami atau hal-hal yang terjadi disekitar karena aku gak suka selfie, jadi biar tetep bisa eksis tanpa selfie dengan cara yang paling gampang yakni memotret yang ada atau terjadi disekitar gitu loh.

Hanya memotret tetes air, bunga, hewan dll itu aja kadang bisa menimbulkan kegagal pahaman loh ya, misal ada yang bilang “ih enak ya, cuma moto-moto gitu doang dapat duit”. Beneran loh ini ada yang ngira aku tuh dapet duitnya dari moto-moto begituan. Lalu aku ngebayangin kalau misal aku foto-foto makanan ini itu di cafĂ© atau ini itu di hotel gitu apa kata orang?

Ya gitulah kadang memajang foto untuk sekedar hahahihi doang bisa jadi menimbulkan kegagal pahaman orang yang melihat. *ngeselin kan? Hehehe…


Alasan Lebih Suka Motret Dengan Kamera Ponsel

Ya gitu deh, hasil seadanya aja yang penting cepret sesuka hati. Dan aku lebih suka memotret dengan kamera hp atau ponsel, tanya kenapa? Ada beberapa alasan kenapa aku lebih suka motret pakai kamera ponsel:

  1. Gak Punya Kamera DSLR (dan gak bercita-cita beli karena alasannya ada di no 2)
  2. Takut Dikira Alay berDSLR (karena memang pada dasarnya bukan fotografer sejati)
  3. Pakai Ponsel Lebih Fleksibel (bisa dikantongin dan mudah dibawa kemana-mana)

Ya intinya alasan utama lebih suka pakai hp itu karena point nomor 3 aja loh ya, untuk nomor 2 dan 1 hanya point tambahan aja agar seolah banyak alasannya, hahaha…


salam ketak-ketik,
dr pojokan

2/20/2018

Pengalaman Daftar Monetisasi Youtube Langsung Disetujui Tanpa Nunggu 4000 Jam dan 1000 Subscriber

Kali ini aku akan sedikit ketak-ketik seputar Pengalaman Daftar Adsense Atau Monetisasi Youtube Langsung Disetujui Tanpa Nunggu 4000 Jam dan 1000 Subscriber. Sebenarnya aku sudah gak mainan youtube lagi setelah akun utamanya kena suspend pada Januari 2018 yang lalu.  Sayang sih tapi ya aku iklasin saja, gak usah dibaperin meski subscriber-nya kemarin udah hampir 29ribu.



Ah sudahlah... lupakan akun yang kena suspend itu, lagi pula aku ceritanya 2018 ini mau move on kembali belajar jualan online gitu loh. Tapi tanggal 17 Feb 2018 malam-malam iseng buka akun lawas yang aktif gabung youtube sejak Juli 2015. Namun akun itu nganggur dan gak ada videonya sama sekali, aku baru masukin video 3 minggu sebelumnya, itu pun sekedar nyepam.

Awalnya aku gak memperhatikan sama sekali menu monetise, karena aku pikir syarat monetise youtube sekarang berat banget yakni nunggu 4000 jam tayang dan minimal 1000 Sub. Tapi entah mengapa tiba-tiba aja aku klik menu monetise dan terpampang nyata syarat yang berat itu serta langkah-langkahnya.

Dengan pedenya aku ikuti langkah 1, 2 dan 3. Dan aku syok ketika muncul pemberitahuan "selamat channel anda telah disetujui untuk monetisasi". Aku pikir ini youtube-nya bercanda. Lalu aku lihat di pengaturan video dan beneran loh simbol monetise-nya bisa jadi hijau seperti ini:



Padahal loh distatistik terlihat masih jauh dari persyaratan yang berat itu, ini statistiknya:



Itu cuma ada 2 video durasi beberapa detik yang aku upload 3 minggu sebelumnya (yakni dibulan Januari 2018) dan itu ada 2 sub juga yang nge-sub akun-ku sendiri... haha... *nelongso banget deh...

Aku gak tau sih kenapa ini terjadi, kemungkinan karena ini akun lawas dan kebetulan masih tercatat diaturan lama. Hanya saja url costumnya gak bisa diganti, padahal diakun itu aku pakai url costum yang alay banget, boro-boro satu atau dua kata yang mudah diingat orang, itu aku pakai beberapa kata yang panjang gak jelas dan gak enak banget dibacanya.

Yah pokoknya akunnya itu secara url gak bisa dipakai untuk pencitraan atau branding gitu lah.  Tapi ya gak papa dhing, lumayan buat koleksi atau simpenan, siapa tau suatu saat akun-nya bisa dipakai, yang pasti untuk saat ini tetep mau kembali belajar jualan online dulu.

Dan bisa dibilang bisa ngaktifkan monetisasi youtube tanpa nunggu 4000 jam dan 1000 sub ini hanya kebejoan semata. Buat teman-teman yang barang kali punya akun youtube yang aktif sejak dulu atau akun lama sebelum adanya aturan baru, coba deh dicek barang kali ternyata monetise youtube-nya bisa diaktifkan.

Dan sayangnya aku hanya punya satu akun lawas itu saja, andai saja punya banyak bisa dibagi-bagi hahaha... *ngayal.... ini punya satu akun lama aja udah semacam kebejoan yang luar biasa gitu kan...


  • NB: beberapa hari kemudian setelah postingan ini dipublis tiba-tiba status monetisasinya dibatalkan dengan alasan menyesuaikan dengan persyaratan baru. Namun demikian postingan ini tidak aku hapus karena sebagai tanda bahwa youtube pernah bercanda... hahaha..






salam ketak-ketik,
dr pojokan

2/19/2018

Pengalaman Belanja Di Shopee Tapi Barang Tak Sesuai Deskribsi Lalu Mengajukan Pengembalian Uang

Ketak-ketik kali ini sekedar berbagi Pengalaman Belanja Di Shopee Tapi Barang Tak Sesuai Deskribsi Lalu Mengajukan Pengembalian Uang. Ini sebenarnya pengalaman lama yakni tahun 2017, udah didraf tapi baru sempat diposting sekarang. Ceritanya aku beli barang tapi ketika barang itu sampai ternyata jumlahnya gak sesuai dengan rincian produk. Dimana dalam penjelasan ditulis dalam satu paket ada 6 PCS tapi yang diterima hanya 1 PCS doang. Aku coba tanya ke toko yang jual dengan melampirkan foto gambar barang yang jumlahnya hanya satu.



Aku tanya yang intinya kalau beli itu dapat 6 atau 1 sih? si mimin gak jawab dan justru minta foto bukti resi penerimaan barang. (aku mikir kok pertanyaanku gak dijawab?)



Aku tanya lagi eh, si mimin muncul lagi dengan permintaan yang sama yakni minta foto bukti resi penerimaan barang. Dan pertanyaanku yang intinya kalo beli itu dapat 6 atau 1 tetep gak dijawab.



Lalu dikemudian hari muncul pemberitahuan dari shopee yang intinya penjual bilang barang sudah diterima jadi aku harus melepaskan uangnya. Tapi aku tetep gak klik lepas dana karena pertanyaanku gak dijawab, justru aku klik minta pengembalian dana.

Sekalian aku bilang ke pihak Shopee bahwa barang gak sesuai deskribsi dan penjual tidak menjawab pertanyaan. Pihak shopee bilang kalau penjual gak merespon selama 3 hari kedepan maka dana otomatis dikembalikan. Dan Akhirnya memang pengembalian dana disetujui.

Entah disetujuinya itu sukarela dari penjual atau karena otomatis tindakan dari shopee karena si penjual gak merespon, intinya pengembalian dana disetujui gitu aja.

Emang nilai dananya berapa sih? cuma 50rb-an... hahaha...

Yang bikin aku sebel disini bukan masalah nilai uangnya tapi kenapa si penjual gak menjawab pertanyaan-ku? ditanya apa malah jawabnya minta bukti penerimaan. Apa susahnya jawab dapat 6 atau dapat 1?

Wajarnya sih kalau pengembalian dana itu nunggu barang dikirim atau dibalikin ke penjual gitu kan? kemarin itu penjual sudah sama sekali gak merespon jadi duit 50rb balik, tapi barang yang hanya 1 pcs itu masih di aku. (*akhirnya ya barangnya gak aku balikin, lah penjualnya juga sudah gak peduli).

Padahal kalau misal penjual merespon atau menjawab pertanyaan atau menjelaskan yang sebenarnya aku bisa saja memaklumi. Karena aku kadang belanja online tapi barang yang diterima itu dalam keadaan gak beres tapi aku gak protes, tetep aku lepas dananya jadi si penjual bisa segera mengambilnya gitu. Ya baru kali ini aku protes sedemikian rupa sampai klik pengembalian dana karena jengkel.

Dan dana yang dikembalikan itu masuk ke menu shopee pay, kalau dulu aku pernah dana dikembalikan tapi langsung masuk ke rekening gitu (pengalaman kala itu aku ketak-ketik di postingan Belanja Di Shopee: Sudah Transfer Order Dibatalkan, Gimana Nasib Uangnya?). 

Nah kalau sekarang kan dana yang dikembalikan itu masuknya ke shopee pay gitu kan, dimana uang itu bisa ditarik ke rekening atau bisa digunakan untuk belanja lagi gitu, jadi gak otomatis masuk rekening seperti yang dulu pernah aku posting.

Ini sih sekedar pengalaman sederhana, diluar sana mungkin banyak yang pengalaman belanjanya lebih rumit atau lebih menjengkelkan dari ini.


salam ketak-ketik,
dr pojokan

2/18/2018

Pengalaman Pertama Naik Ojek, Malam Hari Sepi Menegangkan Hingga Duit Kurang!

Tema terakhir One Day One Post kali ini cerita pengalaman indah bersama tukang jasa apa gitu bebas, nah aku pilih bersama tukang ojek saja. Kala itu Sabtu 12 Juli 2014 aku ikut acara ngablogburit offline blogdetik di pabrik aqua Klaten, saat itu kan bertepatan dengan bulan puasa jadi tema acaranya itu bernuansa buka bersama dan hahahihi sampai agak malam gitu lah. Jujur saja waktu itu serasa gak menikmati acara karena aku kepikiran terus gimana entar pulangnya ke rumah karena tempat titipan sepeda motor tutup jam 8 malam.



Ceritanya kan rumahku ke jalan raya Jogja – Solo itu lumayan jauh, waktu itu aku dari rumah naik motor lalu dititipin dipenitipan sepeda motor dekat jalan raya, terus aku ikut rombongan naik bus ke pabrik Aqua di Tulung Klaten. Singkat cerita acara udah selesai, rombongan bus pulang bersama, aku turun dipinggir jalan raya dan astagah….. “aku salah turun”.

Seharusnya aku turunnya masih nanti jauh didepan tapi aku justru turun lebih awal karena ku pikir udah sampai ditempat titipan sepeda motor, mungkin saat itu aku benar-benar gak fokus tapi bukan karena kurang minum aqua loh ya tapi karena kepikiran tempat titipan sepeda motor yang takutnya udah tutup.

Rasanya deg-degan campur aduk gak karuan karena udah malam dan sendirian pula. Tapi aku pura-pura sok kenal daerah situ, padahal blas gak tau aku sedang menginjakan kaki di daerah mana. Aku disambut tukang ojek, ngobrol ini itu, terus deal dengan tarif sekian menuju tempat titipan sepeda motor. Dan badalah…. “udah tutup”!

Terus ya udah ngojek menuju rumah, jalan gelap, berlubang, melewati sawah-sawah yang sepi. Jangan tanya deg-degannya kayak apa! Pokoknya sepanjang jalan itu menegangkan, dan itu adalah pengalaman pertama kali aku naik ojek, sebelumnya sama sekali belum pernah.

Pak Tukang Ojek-nya cerita ini itu, intinya udah lama banget gak melewati jalan daerahku. Singkat cerita sampai daerah rumah tapi aku minta turun dipinggir jalan aja karena kasihan pak tukang ojeknya kalau harus nganter sampek depan rumah. Tanya kenapa? Rumahku nyempil pinggir kali, jalannya sempit dan kalau malam lebih gelap dari jalanan di persawahan.

Dengan pedenya aku ambil uang buat bayar, dan jreng-jreng…. “duitku kurang”! Padahal semua receh sudah dikeluarin tapi tetep kurang 2 ribu. Akhirnya pak tukang ojek pasrah menerima uang seadanya. Intinya aku lupa bawa dompet, karena aku seringnya kalau pergi cuma ngangotin SIM dan STNK doang.

Yah untungnya pak tukang ojeknya baik hati jadi uang kurang tetep diterima dengan ikhlas. Terimakasih yang sebesar-besarnya pada pak tukang ojek yang waktu itu (aku gak tau namanya) semoga rejekinya melimpah.

Yah itulah kenangan pertama kali naik ojek, walau menegangkan tapi tetep selamat sampai rumah dengan jasa tukang ojek yang baik hati. Dan lebih indahnya lagi kala itu dikemudian hari ada acara ngablogburit temanya “buka bersama paling seru” nah aku ikutan tuh, aku ceritakan keseruan dan ketegangan dibalik acara buka bersama ngablogburit offline itu, akhirnya aku menang, lumayan dapat hadiah 1jt. Tapi ya gitu deh blogdetik kini udah tutup diakhiri dengan indah!


salam ketak-ketik,
dr pojokan

Lapak Aneka Souvenir Promosi Widhadong

 









Konveksi Kaos Widhadong