Showing posts with label #Wisata. Show all posts
Showing posts with label #Wisata. Show all posts

3/10/2020

Jalan Ke Pantai Kukup, Baron, dll Lewat Cawas (Klaten) Semin dst Dekat Atau Jauh? Dan Inilah Daftar Pantai Yang Bisa Dikunjungi!

Ketak-ketik kali ini edisi sok piknik, sebagai kaum yang lebih suka bertapa dipojokan aku sangat buta peta alias gak mudengan arah jalan. Kalau ditanya jalan ke pantai Kukup, Baron, dll Lewat Cawas (Klaten) Semin dst dekat atau jauh? Aku sih ngebayanginnya dekat karena tinggal nglumpatin gunung kidul itu doang terus sampai pantai, gitu kan?


Tapi ternyata bayanganku salah karena menurutku rasanya jauh gitu loh. Intinya kalau mau ke pantai dari pasar Cawas ke selatan terus dan terus, sampai pasar Semin tetep aja ke selatan, Karangmojo lanjut ke selatan, melewati obyek wisata guo pindul. Sampai Wonosari terusin aja ke Selatan entar juga nyampek pantai selatan. Di jalan ada pintu tiket masuk, untuk motor 2 orang bayar 20ribu.

Daftar Pantai Selatan (Gunung Kidul) Yang Saling Berdekatan Bisa Dikunjungi Sekaligus


Di tiket tertera pilihan pantai yang bisa dikunjungi. Berikut ini sederet pantai selatan yang saling berdekatan dan bisa dipilih untuk dikunjungi.


  • Pantai Baron
  • Pantai Kukup
  • Pantai Sepanjang
  • Pantai Watu Kodok
  • Pantai Sanglen
  • Pantai Drini
  • Pantai Krakal
  • Pantai Sarangan
  • Pantai Slili
  • Pantai Sadranan
  • Pantai Gandong
  • Pantai Sundak
  • Pantai Somandeng
  • Pantai Pulangsawal
  • Pantai Poktunggal
  • Pantai Seruni


Itu nama-nama pantai yang tertera di tiket ya, aslinya kalau mau menjelajahi pantai selatan ya banyak. Ditiketnya tertulis 19rb ya tapi aslinya bayar 20rb.



Dan aku cuma ke pantai Kukup aja, karena hujan dan udah kesorean, kalo nekat menjelajah satu persatu keburu masuk angin. Jadi pulang aja dan yang penting udah ngerasain ke pantai lewat rute Cawas (Klaten) - Semin dan seterusnya yang ternyata tidak sedekat yang aku bayangkan, entah itu hanya perasaanku belaka atau karena salah jalan akibat terlalu nurut google map, tapi yang penting sampai gitu aja. Kalau dibandingkan kok rasanya sama jauhnya ketika ke pantai lewat Jogja. Dulu pernah ke Pantai Jogan dan Pantai Siung lewat Prambanan - Piyungan dst ya jauh juga rasanya. Kalau hari minggu atau hari libur biasanya jalan utama Cawas banyak bus pariwisata yang mungkin itu bus-bus habis piknik dari arah pantai atau sekitarnya. Rumahku Klaten tapi bukan Cawas, tapi dulu SMA-nya di SMA N 1 CAWAS jadi kemarin nyobain jalan ke pantai Kukup lewat Cawas.

Berikut sedikit foto-foto sekitar pantai kukup ala embuh asal nyepret, maaf kalo loading berat karena file foto gak sempet dikompres. Kok gak ada foto-foto selfie? Tentu tidak.... 😂










Salam ketak-ketik,
dr pojokan

10/14/2019

Wisata Kuliner Warung Apung Dan Wisata Perahu Rowo Jombor Klaten, Serta Hal-hal Yang Ngeselin Disana!

Wisata Kuliner Warung Apung Dan Wisata Perahu Rowo Jombor Serta Hal-hal Yang Ngeselin Disana! Judulnya wagu banget ya, tapi biarinlah ketak-ketik itu bebas mau dijudulin mau enggak ya terserah yang ngetik. Ketak-ketik hanya berharap semoga yang baca tabah liat blog ini *hehehe…



Warung Apung atau Rowo Jombor ini ada di Jimbung Klaten. Sebagai orang Klaten tentu sudah beberapa kali ke sana. Kalau awal-awal kesana dulu biasa aja, seperti gak ada yang ngeselin gitu. Mungkin karena dulu masih kecil jadi pikirannya masih positif, nah sekarang udah tua bawaanya nyinyir jadi hal-hal yang kurang sreg dianggap ngeselin.

Wisata Kuliner Warung Apung Rowo Jombor


Wisata kuliner warung apung menu utamanya rata-rata bakaran ikan seperti lele, gurami, nila, bawal, patin. Tapi jika dilihat lebih dalam lagi ternyata juga ada yang sedia ayam bakar bahkan mie instan. Jadi ke Warung Apung itu sebenarnya gak mahal, tinggal datang beli mie goreng dan es teh gitu aja dah bisa nongkrong leyeh-leyeh atau eyang-yangan sepuasnya.

Warung Apung itu sendiri ada beberapa nama tapi aku seringnya ke Barokah. Dulu pertama kali ke Warung Apung itu ke yang namanya Ilham. Kalo yang lain-lain ada Widodo dan embuh-embuh gitu deh aku lupa nama-namanya. Karena biasanya kalau ke Warung Apung ya langsung ke Barokah gitu aja, bukan karena dapat potongan harga atau apa tapi ya pengin aja disitu gitu. Paling sering beli gurami bakar sampai hafal harganya 90rb-an sekilo isi 2.

Wisata Perahu Rowo Jombor


Beberapa kali ke Warung Apung selain makan juga nyobain naik perahu 2 kali, tarifnya 15rb buat 2 orang, muter-muter selama kurang lebih 15 menit. Kalau kolektif atau banyak orang tarifnya bisa lebih murah tuh. Kalau naik perahu itu enaknya saat air di rawa-nya itu banyak, karena ketika musim kemarau biasanya airnya surut. Naik perahu rowo jombor itu enaknya saat mendung tanpa hujan dengan angin yang sepoi-sepoi. Jadi kalo dihitung-hitung misal berdua gitu bawa uang 50rb aja udah cukup buat makan dan naik perahu, dengan catatan makannya mie instan loh ya. Contoh pemandangan ketika naik wisata perahu rowo jombor.



Hal-hal Yang Ngeselin di Rowo Jombor


Palakng Jalan Pintu Masuk Rowo Jombor


Ketika datang dihadang palang besi lalu ditarik tarif per kepala 5rb saat itu masih tabah. Lain hari datang lagi ditarik lagi maka muncul benih-benih sebel. Mau masuk bayar, masih lagi bayar parkiran jadi lama-lama berasa ngeselin gitu loh.

Tapi akhirnya ketika datang dilain harin pos palak pintu itu nampak kosong dengan bekas kaca yang pecah seperti habis dilempar batu. Mungkin aja itu pos palak pintu masuk Rowo Jombor itu dihabis dipakai buat tawur atau diteror. Mungkin inilah jawaban do’a orang-orang yang kesel dengan palak pintu rowo jombor. Nah setelah itu kan sempat datang lagi tuh, kondisi masih sama, jadi masuk rowo jombor itu udah gak ada lagi yang malak. Tapi gak tau juga untuk selanjutnya apakah sistem palak itu akan kembali seperti sedia kala? semoga aja enggak, udahlah jangan ada lagi palak pintu masuk rowo jombor biar kita yang jajan juga jadi enak tanpa ada rasa kesel akibat merasa dipalak gitu kan.

NB: akhirnya pungutan masuk itu kini tidak ada, pos jaga yang biasanya buat narik pungutan itu nampak pecah kaca, mungkin bekas dilempar batu. Intinya mungkin pungutan itu menuai protes hingga akhirnya ditiadakan.


Tukang Parkir Yang Serasa Maksa


Entah ini strategi jualan atau gimana tapi ada loh warung yang tukang parkirnya itu nyegat sampai daplang-daplang ditengah jalan gitu. Kita kan jajan bebas mau pilih warung yang mana suka-suka yang jajan ya kan??? Jadi ya biasa aja lah biar kesan maksa itu gak ada gitu loh.

Itu mungkin hal ngeselin secara umum yakni ketika ada sistem palak pintu masuk rowo jombor dan tukang parkir yang serasa maksa. Kalau hal lainnya yang mungkin hanya aku yang ngerasain selaku introvert yakni adanya musik dangdutan. Kalau orang umumnya dangdutan itu hiburan tambahan ya kan? kalo aku ngerasanya itu sumber berisik jadi kalau jajan di Warung Apung pilih tempat yang paling belakang yang jauh dari tempat dangdut.

Lalu waktu naik perahu pertama kala itu perahunya masih yang pada biasa aja, saat nyoba naik yang kedua kali perahunya sudah ada tambahan bunga-bunga dengan kursi didepan. Tapi ya makelum sih karena itu adalah strategi pemilik perahu untuk menarik perhatian orang-orang yang suka selfie-selfie, biar instagramable atau apalah gitu ditambah hiasan-hiasan tapi aku selaku orang yang gak suka selfie ngerasanya itu mengganggu pemandangan. Ya begitulah aku, kadang bagi orang lain hal itu biasa bahkan menyenangkan tapi aku ngerasanya itu ngeselin atau gak nyaman.

Itu aja sedikit cerita embuh tentang Warung Apung Rowo Jombor dengan segenap Wisata Perahu-nya. Intinya warung apung itu bisa untuk makan-manan bersatu (serdirian), berdua, bertiga atau berbanyak-banyak orang karena tempatnya memang luas terus ada beberapa warung yang bisa dipilih gitu. Cocok buat acara ulangtahun, arisan, reoni atau semacamnya.


Salam ketak-ketik,
dr pojokan

7/23/2019

Dari Tebing Breksi Ke Hutan Pinus Pengger, Tidak Jauh Dan Jalannya Mudah Dicari!

Ketak-ketik kali ini cuma mau posting jalan dari tebing breksi ke hutan pinus pengger. Pertama ke Tebing Breksi Jogja dulu itu tahun 2017, ceritanya ikut acara liputan duta damai region Jogja. Dulu datang ke Tebing Breksi sendiri modal buka google map, intinya Tebing Breksi itu dari Prambanan ambil arah ke jln piyungan, ratu boko masih luruh arah candi ijo. Nanti lama-lama ketemu petunjuk arah jalan masuk ke Tebing Breksi.



Nah, setelah tahun 2017 itu akhirnya July 2019 main lagi ke Tebing Breksi. Nampaknya masih terus dikembangkan alias dibangun, karena yang aku lihat disekitarnya udah jauh berbeda dari sebelumnya. Dulu waktu kesana belum ada spot selfie berbayar, sekarang ada beberapa, satu orang tarifnya 5rb. Apakah aku ikut selfie-selfie? Tentu tidak.



Masih seperti tahun 2017 dimana aku datang cuma menikmati pemandangan dan mengambil beberapa foto yang diposting di IG, tanpa pajang-pajang foto muka.

Kalo naik jeeb itu tarifnya dari dulu tidak berubah yakni 30rb. Untuk tiket masuk yang dulu hanya seiklasnya sekarang jadi 5rb per orang. Tiket segitu masih termasuk murah sih, ye kan...

Lalu setelah beberapa saat panas-panasan di Tebing Breksi akhirnya pilih nyobain ke Pinus Pengger, yang ternyata tidak jauh dan mudah dicari jalannya untuk orang yang belum pernah kesana. Intinya dari jalan piyungan itu lurus aja kearah gunung kidul, naik-naik dan naik sampai polsek wonosari belok kanan. Setelah itu naik-naik terus sekitar 3 KM dan sampailah ke Pinus Pengger.

Namanya di hutan jadi ya hawanya lebih adem ketimbang di Tebing Breksi. Ketika di hutan pinus pengger pun hanya menikmati pemandangan saja, tidak ikut foto-foto dispot selfie. Tempat foto selfie berbayar di hutan pinus pengger yang tervaforit adalah di spot foto yang bentuknya seperti tangan dan yang ada tulisannya pinus pengger. Kalo mau foto perlu ngantri (pas rame).



Sama seperti di Tebing Breksi, saat di Pinus Pengger pun hanya menikmati pemandangan saja alias gak ikut-ikut foto di spot-spot selfie itu. Mungkin datang ke pinus pengger itu enaknya pas matahari tenggelam jadi bisa adem-adem indah piye ngunuh.



A post shared by Widha (@widhawatitok) on


Jarak Tebing Breksi ke Hutan Pinus Pengger versi google map sekitar 13 KM (kalo gak salah), jadi ini bisa jadi pilihan buat yang mau piknik tapi nyari yang nuansa pemandangan alam alias bukan yang candi-candi. Kalo candi-candi yang sekitar Tebing Breksi banyak ye kan…

Untuk tiket masuk ke Pinus Pengger hanya 3rb saja, murah meriah. Tapi kalo pengin foto-foto dispot yang berbayar ya paling nambah biaya 5rb-an. Intinya kalau mau ke hutan pinus pengger itu jalannya mudah dicari. Udah gitu doang ketak-ketiknya. Selamat ke hutan….



Salam ketak-ketik,
dr pojokan

6/13/2018

Bukit Patrum Wisata Klaten Dekat Rowo Jombor Sendang Bulus Jimbung! Asyik Buat Selfie!

Bukit Patrum Wisata Klaten Dekat Rowo Jombor Sendang Bulus Jimbung! Asyik Buat Selfie! || Udah lama pengin ketak-ketik seputar Bukit Patrum tapi baru sempet sekarang. Jadi buat yang sedang lebaran atau liburan pengin menjelajah wisata Klaten maka salah satunya bisa ke Bukit Patrum Krakitan Bayat. Karena wisata Klaten itu bukan hanya umbul ponggok yang super ngehit dengan ciri khasnya bisa selfie didalam air gitu ya kan.

 Bukit Patrum Bayat Klaten

Kalau mau geser ke daerah selatan terutama di kawasan Bayat itu ada wisata ini itu, misal yang baru-baru ada Bukit Cinta dan Watu Sepur. Tapi kali ini yang mau diketak-ketik adalah Bukit Patrum karena untuk Bukit Cinta dan Watu Sepur sudah pernah diketak-ketik disini.

Lokasi Wisata Bukit Patrum

Mungkin ada yang belum pernah kesana dan bertanya-tanya dimana lokasi alamat wisata Bukit Patrum? lokasi Bukit Patrum berada di dukuh Mojopereng, desa Krakitan, Kecamatan Bayat. Bingung nyarinya? tanya mbah google map aja. Intinya kalau mau ke rawa jombor jalur timur pasti nih Bukit Patrum dilewatin.

Sejarah Omah Demit Bukit Patrum

Ciri khas dari Bukit Patrum adalah adanya rumah kecil diatas bukit yang sudah tak berpenghuni. Rumah kecil itu disebut rumah demit, orang bilang rumah itu misterius karena berdiri diatas bukit, orang heran gimana cara bikin rumah itu karena berada dipuncak bukit yang gak ada jalannya gitu. Berikut adalah penampakan Omah Demit Bukit Patrum.
 penampakan omah demit bukit batrum beserta sejarahnya
Ah... tapi cerita mistis itu hanya semacam mitos sih. Karena sesungguhnya yang dimaksud omah demit itu dulunya adalah gudang patrun atau mesiu (semacam bahan peladak). Bukit Patrum itu sendiri dulunya adalah bekas tambang gamping pada jaman Belanda.

Bukit Patrum Sebagai Tempat Wisata Selfie

Kegiatan tambang gamping itu resmi ditutup pemerintah pada tahun 2006. Nah mulai tanggal 28 Oktober 2017 Bukit Patrum atau Omah Demit itu dibuka sebagai tempat wisata yang bisa digunakan untuk wahana Selfie. Dari atas bukit kita bisa lihat kawasan rawa jombor dan sekitarnya, deretan gunung kidul pun terpampang nyata. Bukit Patrum makin dikembangkan jadi tempat wisata dan berikut adalah foto-foto (burem) Bukit Patrum (bisa klik geser kanan, karena ini foto aslinya diposting di IG @widhawatitok):



Yah karena saat itu aku datangnya petang dan nuansa enggak cerah jadi ya gitu deh remang-remang. Kalau mau lihat betapa beningnya Bukit Patrum ya silakan datang sendiri saja.

Wisata Lain Dekat Bukit Patrum

Nah kalau mau sekalian main ke tempat lain maka bisa mampir ke Warung apung Rawa Jombor untuk wisata kuliner atau naik perahu muter-muter rowo jombor. Atau bisa juga ke Sendang Bulus Jimbung. Itu yang terdekat ya, kalau mau agak geser lagi ya bisa ke Bukit Cinta, Watu Sepur dan sekitarnya.

Kalau ada yang pengin tau gambaran diatas Photorium Bukit Patrum bisa dilihat via Video pemandangan di Bukit Patrum bawah ini:



Parkir dan Tiket Masuk

Biaya parkir motor ya seperti biasa aja yakni 2rb, lalu untuk biaya masuk 2rb per orang. Murah banget kan? Jelas murah meriah, mau selfie sampek capek juga boleh.

Terus? udah gitu aja! Itulah sedikit tentang wisata Bukit Patrum Bayat Klaten. Silakan buat yang belum pernah wisata ke Klaten bisa dicoba ke Bukit Patrum.

Salam Ketak-ketik,
dr pojokan


4/05/2018

Pernah Kecele Tempat Wisata Yang Keren Di Internet Tapi Faktanya Biasa Banget? Kesel Gak?

Aku termasuk kaum yang kurang piknik, kadang pikniknya cuma lihat foto-foto secara random di IG-nya orang yang suka piknik (bukan IG-nya lambe turah loh ya). Pada suatu ketika aku lihat foto di IG dengan background yang menarik gitu kan, lalu aku coba googling dan informasinya memang wow menarik banget gitu loh. Judulnya aja "Hutan Kamboja, Wisata Klaten Bak Afrika". Aku langsung tergiur! karana konon bak Afrika gitu loh. Kapan lagi aku bisa piknik lokal rasa Afrika? ya kan???



Nah, berhubung aku orang Klaten maka seketika langsung niatan mau negokin tempat itu siapa tau aku bisa ketak-ketik lebih dalam seputar tempat yang konon bak Afrika itu tuh. Yah pokoknya saat itu udah yakin banget dapat bahan posting keren gitu deh.

Dan suatu pagi aku naik sepeda menuju TKP, meski aku orang Klaten tapi jujur saja gak hafal daerah Klaten sehingga memakai jurus andalan yakni buka google map. Setelah mengayuh sepeda hampir satu jam dengan melewati ramainya acara car free day minggu pagi itu akhirnya aku sampai di TKP. Dan badalah....

Ternyata tempatnya gak seperti yang aku bayangkan. Tempatnya tuh biasa aja, bahkan biasa banget. Merasa kecele? jelas dong! Untuk gambarnya bisa dilihat di bawah ini (aku posting di IG @widhawatitok). Perbandingan foto info dari internet dengan foto asli yang aku ambil bisa diklik tanda geser ke kanan.


Intinya antara foto yang keren di internet itu beda jauh dengan aslinya, tempat aslinya banyak rumput, ada pohon pisang juga, ada sampah juga. Semacam tempat yang gak terawat gitu lah.

Ya gitu deh, udah jarang piknik, sekalinya piknik kecele! *apes.... haha. Tapi gak juga dhing, mungkin aku-nya aja yang kurang gaul, terlalu polos karena percaya gitu aja dengan postingan di internet, yang padahal setiap orang selalu berusaha posting gambar yang paling wow, bahkan kadang diedit-edit dulu biar tampil maksimal. Ya kan??? Aku sendiri juga gitu sih, biasanya kalau misal foto capung beberapa cepretan tapi dipilih yang sekiranya paling kece untuk diposting.

Tapi kalau bikin tulisan atau foto yang berlebihan padahal aslinya biasa banget itu ya gimana gitu kan? rasakan seperti antara hoax dan gak hoax gitu loh. Ah embuhlah. Tapi meski sempat kecele akhirnya bisa menemukan tempat yang gak jauh dari situ tapi ya lumayan lah yakni Taman Lampion Klaten. Simak di postingan selanjutnya aja ya.


salam ketak-ketik,
dr pojokan

5/04/2017

Contoh Piknik Sederhana Tapi Nikmatnya Tak Kalah Dengan Liburan Ala Syahrini

Contoh Piknik Sederhana Tapi Nikmatnya Tak Kalah Dengan Liburan Ala Syahrini || Orang kekinian itu doyan piknik. Kata Syahrini kita itu harus sering piknik biar pikirannya positif dan terhidar dari penyakit julid! apa itu julid? entahlah itu bahasa alamnya syahrini, mungkin julid itu artinya semacam nyinyir. Kalo dalam kamus sih julit pakai t bukan d itu artinya sifat kekanak - kanakan yang suka mencari perhatian yang sangat menyebalkan.

Kalo ngomongin soal liburan pasti setiap orang punya cara sendiri-sendiri untuk berpiknik. Kalo aku sih biasanya pikniknya cuma simple dan sangat murah karena cukup bekal hp terus jalan-jalan. Nah jalan-jalannya itu gak perlu ke arab, hongkong atau singapur tapi cukup disekitaran rumah aja terutama disemak-semak. Terus hpnya bukan untuk selfie tapi buat nyepret apa yang ada entah itu hewan, air, bunga dll.

A post shared by mbak_widha (@widhawatitok) on


A post shared by mbak_widha (@widhawatitok) on


A post shared by mbak_widha (@widhawatitok) on


A post shared by mbak_widha (@widhawatitok) on


A post shared by mbak_widha (@widhawatitok) on


Piknik macam apa itu cuma disemak-semak? lah kan rumusnya itu tadi ’setiap orang punya cara sendiri-sendiri untuk berpiknik’. Dan beginilah caraku yang mana kalo dijiwai nikmatnya gak kalah sama liburannya syahrini!

Tapi aku sarankan bagi yang sekiranya gak mampu liburan simple dan murah seperti ini mending gak usah praktek sih, karena takutnya entar malah jadi tambah stres! *hahaha…

Atau sebaliknya kalo gak mampu piknik glamor ala syahrini ya gak perlu praktek dari pada puyeng ngutang cuma buat liburan. Istilah bekennya social climber! Bajet cekak gaya sosialita tingkat dewa!

salam hormat,
dr pojokan

Lapak Aneka Souvenir Promosi Widhadong

 









Konveksi Kaos Widhadong