1/12/2011

Safety Riding Untuk Dewasa dan Anak-anak


Safety riding sangat diperlukan untuk semua kalangan baik itu dewasa ataupun anak-anak, yang bisa berkendara ataupun yang tidak bisa berkendara sekalipun tetap butuh safety riding. Sekarang ini banyak sekali dijalan terlihat orang-orang dewasa yang berkendara secara ugal-ugalan sehingga tak jarang bila kita juga melihat anak-anak bawah umur sudah berani tampil berkendara dengan brutal. Agar semua tidak semakin menjadi-jadi aku kira diperlukan pemahaman yang serius mengenai safety riding untuk dewasa dan anak-anak, berikut adalah opiniku:

1. Aturan yang Jelas


Meski ada pembangkang yang bilang peraturan dibuat untuk dilanggar namun sebuah aturan tetaplah sangat dibutuhkan dan perlu dibuat dengan sejelas-jelasnya. Terkait dengan berkendara, misalnya:

*Batasan Umur

Umur berapa sampai berapa perlu dijelaskan dalam aturan, karena bisa aja ada kakek-kakek atau nenek masih ingin mengendarai motor, mungkin ia memiliki surat-surat lengkap (SIM+STNK) tapi secara fisik menahan motor aja gemeteran. Banyak pula sekarang anak-anak SD yang sudah mengendarai motor, aku ada cerita nih: beberapa hari yang lalu aku main ke tempat ponakan yang masih SD kelas empat, dirumahnya itu lagi rame dengan teman-teman sekolahnya yang sedang ngumpul bermain bersama, salah satu diantara temannya itu ada yang datang pakek motor. Aku penasaran gimana cara dia naik? Itu anak tingginya belum seberapa, ama motornya juga gedean motornya. Sangking penasarannya, aku tungguin aja mereka hingga bubar. Ketika mereka itu bubar, Aku intip dari pintu, kok motornya Cuma dituntun enggak dinaikkin, pikirku apa motornya mogok atau dia enggak bisa nyelah alias nggenjot. Aku Tanya ma ponakanku “kok motore kancamu gur dituntun rak isa genjot po yan?”, ponakanku bilang “yo mbuh”. Setelah beberapa meter dari rumah aku lihat motornya distandarin (aku bertanya dalam hati “apa yang akan ia lakukan?”), dan ternyata setelah distandarin, itu anak naik terus digenjot deh, “GRENGGGGG….”, kemudian ia jalan pelan-pelan , sementara itu adiknya cewek mungkin SD kelas 1 loncat naik dan gonjeng dibelakangnya, disusul 1 temannya lagi gonceng juga, jadi dia motorannya bertiga kala itu. (aku ma ponakkanku tertawa tiada tara kala melihat proses ia dan adik serta temannya menaiki motornya, lucu tenan, sayangnya aku enggak bawa camcorderku waktu itu, kalau bawa pasti udah aku ambil gambarnya kalau enggak ya dividioin pasti seru), Setelah lihat caranya naik motor, aku pikir kreatif juga ya anak-anak jaman sekarang, sungguh cerdas, namun cerdas yang membahayakan. Apakah anak-anak jaman sekarang sudah diperbolehkan berkendara dengan bebasnya? Karena tak Cuma satu atau dua saja, ada banyak, dan aku sering melihatnya. Kebanyakan mereka masih SD dan lebih banyak lagi yang SMP, fenomena ini banyak terjadi di Desa, mungkin karena di desa tidak terjamah rasia jadi ya bebas sebebebas-bebasnya.

*Tes Kesehatan

Misalnya dibuat aturan untuk orang-orang yang mempunyai penyakit serius seperti jantung, untuk tidak berkendara sendiri, karena selain membahayakan dirinya sendiri juga membahayakan orang lain, bisa aja waktu naik motor di jalan raya, ada bis melaju kencang dan bunnyin spekernya yang lantang TOT-TOT, itu orang kaget jatuh, jatuhnyapun enggak mau sendirian tapi ngajak yang disamping dan belakangnya BRUKZZ-BRUZZ kecelakaanlah sudah. Jadi aku kira perlu tes kesehatan untuk mendapatkan SIM dan diadakan pengecekan berapa tahun sekali untuk cek kesehatan bagi yang sudah punya SIM. Tapi rasanya itu adalah hal yang sulit, karena untuk mendapatkan sebuah SIM itu cukup gampang, tinggal bayar sekian Rp dah bisa punya SIM tanpa harus menempuh tes, istilah gaulnya nembak. Nembak SIM bukanlah rahasia lagi, karena aku sendiri waktu bikin SIM juga suruh bayar seperempat juta, mau gak mau ya aku bayar kalo tidak enggak bakal dapat SIM. Anehnya, aku udah bayar segitu tapi masih disuruh ikut tes, untungnya aku enggak bodo-bodo amat jadi teori lulus, praktekpun juga lulus. Yang aku bingung kenapa bayarnya mahal banget, aku kira dengan bayar segitu itu namanya nembak dan langsung dapat SIM, ternyata enggak (merasa tertipu, maklum waktu itu aku datang seorang diri dan jujur tak berpengalaman menghadapi petugas …. Dan baru pertama kali itu aku urusan dengan ….. ). Dipintu ruang tes aku baca “Petugas Tidak Melayani Suap”, tapi itu kan hanya tulisan, dimana tulisan ada kalanya hanya sebuah formalitas, dan prakteknya???? Tau ah,gelap!!!!

*Dikasih Tip Berkendara yang Benar dan Selamat

Selain SIM mungkin para pengendara juga perlu dikasih Tip bagai mana berkendara yang benar dan selamat baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, karena sepintar-pintarnya orang belum tentu lincah berkendara. Dengan Tip-tip itu mungkin para pengendara bisa lebih lihai dalam berkendara dan tidak asal jalan tapi juga selamat.

2. Sosialisasi yang Luas


Sebuah aturan tak akan ditaati tanpa diberitahukan sebelumnya, untuk itu perlu sosialisasi yang Luas alias merata segela penjuru baik kota maupun desa, baik untuk dewasa maupun anak-anak.

*untuk dewasa, perlu diberi penjelasan mengenai keselamatan berkendara agar ia bisa berkendara dengan baik dan selamat, jika yang dewasa paham mungkin yang lain juga akan selamat. Mereka juga perlu dipahamkan agar tidak mengijinkan anak-anaknya yang masih bawah umur untuk tidak berkendara dan yang paling penting adalah anjuran agar mereka tidak mengajari anak-anak bawah umur untuk berkendara. Aku kira anak-anak itu belajar dari yang dewasa, jadi kalo yang dewasa tidak mengajari pasti yang anak-anak juga tidak bisa.

*untuk anak-anak, mungkin perlu ada mapel tambahan yang isinya menyangkut soal berkendara yang intinya mereka itu memang belum semestinya berkendara, barangkali mapelnya itu sejam seminggu kan lumayan. Jadi selain dirumah dapat penjelasan dari orang tua, disekolahanpun juga dapat tambahan pemahaman.
*Dibagikan brosur-brosur, ditempelkan ditempat-tempat yang ramai, dipasang spanduk-spanduk, pembagian stiker, dll yang semua itu terkait dengan safety riding. Tak perlu takut kalau-kalau itu tak dapat perhatian masyarakat, asal dibuat semenarik mungkin pasti masyarakat akan menaruh perhatian.

3. Tindakan yang Tegas

Jika aturan sudah jelas dan sosialisasi sudah merata, diperlukan tindakan yang tegas bagi mereka yang melanggar. Tindakan tegas ini, tak hanya ditujukan pada masyarakat tapi juga pada para petugas. Rasanya tidak adil bila yang mendapat sanksi itu hanya masyarakat, sedangkan para petugas dengan leluasa berbuat nakal. Soal tindakan tegas ini jelas terkait dengan yang namanya “SUAP”. Kalu petugasnya tidak mau disuap pastinya tidak ada yang namanya nembak dan lain sebagainya. Tapi rasanya sulit untuk menghindari semua itu, karena mereka(petugas) doyan duit dan mereka(masyarakat) mau membayar duit. Selain pernah bayar sekian duit kala ngurus SIM, hingga segede gini aku pernah berurusan dengan tilang sekali, ceritanya: dulu aku seorang diri menempuh perjalanan dari Jogja, setiba didaerah klaten aku pengen ambil uang, setauku didekat Matahari Klaten ada ATM, dari arah Jogja aku masuk gang untuk menembus jalan raya. Aku harus masuk gang karena posisi jalan raya adalah jalan searah. Setelah tembus jalan aku parkir aja motorku di pinggir jalan dan kemudian aku nyebrang jalan karena posisi ATM ada di seberang jalan. Ehlah kok aku ditangkap tilang, dia bilang aku melanggar jalan searah, udah gitu dia langsung ngasih tawaran, “mbaknya bayar 30rb aja nanti langsung beres”, dalam hatiku “asem ki copet,reti yen aku bar seko ATM ki”. Karena aku keburu-buru yah langsung bayar aja, pengennya ikut sidang aja, tapi takutnya enggak bisa ngikuti soalnya esok harinya aku harus balik lagi ke Jogja. Kalo tilangnya waktu itu enggak ngasih tawaran dulu ya pasti aku enggak akan bayar. Intinya masyarakat mau menyuap mulanya juga karena kaum petugas bersedia disuap bahkan menawarkan diri agar disuap. Kalo petugas bilang “TIDAK”, pasti masyarakat juga tak mungkin berkutik. Untuk itu perlu adanya tindakan yang tegas bagi masyarakat (baik dewasa maupun anak-anak) yang melanggar dan tindakan yang tegas pula bagi petugas yang menerima suapan.

Demikianlah ungkapan dariku pada kesempatan ini terkait safety riding untuk dewasa dan anak-anak, Semakin banyak kendaraan akan semakin banyak pula pengendara dan semakin besar pula kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu-lintas. Dan pastinya entah itu dewasa atau anak-anak, di desa ataupun di Kota, dalam berkendara teteplah butuh motor/mobil Modal-modal Safety Rinding! Go “Blogger for Safety Riding”!


salam hormat dariku,
wong_anTeng


Related Posts

4 komentar:

  1. memang, jalan itu bukan milik pribadi, jd semua hrs menutakan safety riding... psotingan bagus bro!
    hayo, balas dan kunjungi pula psotingan sy soal ESQ for Safety Riding, di:
    http://jimat.blogdetik.com/2011/01/10/esq-tips-for-safety-riding/
    ditunggu komentarnya.
    salam erat dblogger!

    ReplyDelete
  2. Siip Lanjutkan >>
    1. http://www.felixcakep.tk/2011/01/safety-riding-si-kuping-penyelamat.html
    2. http://www.felixcakep.tk/2010/12/safety-riding-keselamatan-berkendara.html

    Di tunggu comentnya..

    ReplyDelete
  3. @ all---> yuk mari galakan safety riding...Go “Blogger for Safety Riding”!

    ReplyDelete

Silakan Berkomentar di Blognya Mbak Widha (BMW), Agar komentarnya rapi mohon komentar menggunakan NAMA anda, hindari pemakaian nama yang aneh-aneh biar gak masuk Spam!

Lapak Aneka Souvenir Promosi Widhadong

 









Konveksi Kaos Widhadong