2/16/2018

Mantra Kehidupan Sederhana dan Gak Neko-neko, Meski Dipandang Aneh Tapi 'Ra Popo'!

Ketak-ketik kali ini masih dalam rangka One Day One Post alias ODOP dimana sebelumnya temanya tentang sisi maskulin dan feminim namun dari pada enggak posting maka aku ngasal saja cerita tentang Merasa Lebih Maskulin Ketimbang Feminim Widha Ingin Jadi Widho?. Lalu tema pada postingan kali ini adalah seputar mantra kehidupan atau quotes atau motto hidup.



Lagi-lagi dari pada enggak posting ya udah ketak-ketik curhat ngasal aja. Jadi meski dulu suka nonton talk show Mario Teguh Golden Ways tapi hidupku sehari-hari ya enggak yang penuh quotes bijak ala-ala MT gitu. Aku sih bisa dibilang serba biasa-biasa aja, bahkan mungkin biasa banget karena memang mantra dasarnya adalah sederhana dan gak neko-neko.

Sederhana dan gak neko-neko ini bisa jadi diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, bisa juga dalam hal ngeblog.

Sederhana dan Gak Neko-neko Dalam Kehidupan Sehari-hari

Kalau berdasarkan pengamatan ngasalku sih, hidup paling tenang itu adalah hidup yang tanpa utang. Lihat orang sekitar yang kebanyakan gaya tapi terlilit utang itu rasanya gimana gitu. Tapi ya ada sih yang banyak hutang tapi nampak tetep santai kayak dipantai sambil makan sate.

Kalau ngamatin orang lain sih tentu pola hidupnya beda-beda, karena pasti setiap orang punya prinsip masing-masing.

Kalau aku intinya lebih suka jadi diri sendiri aja, gak suka ikut-ikutan gaya ini itu, jatuhnya sih kayak orang aneh tapi aku rapopo meski dianggap aneh.

Misal kalau di desa itu yang dipandang lebih keren kerja kantoran atau PNS gitu deh, tapi aku? Dirumah aja sampek disangka pengangguran gak mau kerja. Terus soal kendaraan ya minimal orang pada beli motor baru (meski kreditan), tapi aku? Cuma beli sepeda ontel.

Sederhana dan Gak Neko-neko Dalam Hal Ngeblog

Dulu blogdetik-ku yang kini udah gak bisa diakses itu judulnya adalah Ketak-ketik Ide Sederhana, dan memang postingannya hanya dari ide-ide sederhana misal denger mbah kosnya nonton infotaiment bisa jadi postingan, sepedaan dijalan dicengirin kuda bisa dijadiin postingan, lihat anak kecil jualan koran dilampu merah bisa dijadikan postingan, baca berita yang lagi heboh bisa ketak-ketik opini jadi postingan dan lain sebagainya.

Intinya ide sederhana buat posting di blog itu bisa diperoleh dari apa yang didengar, dilihat, dirasakan dan sekitarnya.

Dan dengan modal ide sederhana seperti itu blogdetik-ku dulu bisa rutin update setiap hari, bahkan sehari bisa lebih dari satu postingan. Kalau blog ini judulnya Ketak-ketik dari pojokan, karena memang aku ngeblognya dari pojokan.

Blog ini lebih sederhana dari blog ketak-ketik diblogdetik yang dulu, saking sederhananya jarang posting *hehe…, ini tiap hari posting gegara ikut ODOP (bukan karena dibayar loh ya, ini tantangan buat diri sendiri aja untuk ikut mencoba posting tiap hari selama 14 hari, syukur-syukur seterusnya ketagihan gitu). Dan ini ikutan ODOP pun kalau posting juga gak neko-neko karena pasti hanya sekitaran pengalaman pribadi aja. Sebenarnya blog ini kalau niat posting tiap hari juga bisa tapi kan aku masih harus lebih rajin posting diblog yang untuk jualan gitu (*eaa….alasan dhing… haha…).

Udah gitu aja, pokoknya sederhana dan gak neko-neko


salam ketak-ketik,
dr pojokan

Related Posts

2 komentar:

  1. Emang dasarnya ngeblog itu menuliskan apa yang kita dengar, lihat dan rasakan secara langsung sih. Karena itu tulisannya lebih terlihat berbeda dari media mainstream lainnya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, tapi jatuhnya blognya jadi gado2 karena ini itu diposting. Tapi ya itu tadi justru bisa dibilang mainstream, itu aku pernah nulis pengalaman digigit serangga (kissing bug) yang bikin gatal, meski curhat ngasal tapi ternyata banyak yang baca dan bahkan pada komentar menuliskan pengalaman masing-masing saat digigit kissing bug.

      Delete

Silakan Berkomentar di Blognya Mbak Widha (BMW), Agar komentarnya rapi mohon komentar menggunakan NAMA anda, hindari pemakaian nama yang aneh-aneh biar gak masuk Spam!

Lapak Aneka Souvenir Promosi Widhadong

 









Konveksi Kaos Widhadong